Balitopik.com – People’s Water Forum (PWF) atau Forum Rakyat untuk Air yang diselenggarakan oleh ProDem (Pro Demokrasi) Bali di Hotel Oranjje, Denpasar diboikot dan dibubarkan oleh orang berpakaian preman, Selasa, (21/5/2024) pagi. Orang-orang itu memakai jaket penutup kepala, topi, kaca mata hitam dan masker sehingga tidak kelihatan wajah.
Sekumpulan orang berbadan besar berpakaian preman serba tertutup itu memblokade gerbang masuk Hotel Oranjje dan melarang peserta dan undangan masuk untuk mengikuti diskusi. Bahkan jurnalis pun dilarang masuk ke area hotel dan mengambil gambar di sekitar.
Parahnya lagi, Eks Hakim Mahkamah Konstitusi yang kini menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) I Dewa Gede Palguna yang diundang sebagai salah satu pemateri pun dihadang dan diusir pulang.
Palguna gagal membawakan materi tentang “On Water A Perspective From Indonesia’s Constitution (Air dalam perspektif hukum Indonesia) karena tidak diperbolehkan masuk oleh para preman tersebut.
“Saya kesal dan kecewa, karena tak bisa hadir dan memberikan presentasi di forum PWF. Ini ada apa kok ketakutan sekali ada suara lain. Padahal forum ini justru bisa mengangkat nama kita (Indonesia) di mata dunia,” kata Palguna.
“Saya jadi merasa geli juga, sesungguhnya saya justru ingin memanggungkan nama Indonesia di mata dunia karena yang hendak saya presentasikan adalah bagaimana Konstitusi Indonesia (UUD 1945, c,q. Pasal 33) melindungi sumber daya air.”
“Bukan hanya itu bahkan mengaitkannya langsung dengan gagasan negara kesejahteraan, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” ucap Palguna.
Sayangnya, penghadangan itu dibiarkan oleh pihak kepolisian. Polisi membiarkan preman-preman itu mengambil alih People’s Water Forum (PWF) atau diskusi Rakyat untuk Air tersebut.
Anehnya aparat keamanan yang ada di lokasi bebas ke luar masuk ke area hotel. Tetapi apabila ada jurnalis atau peserta diskusi yang ingin masuk ke dalam, dihadang dan disuruh pulang oleh para preman itu.
Kapolsek Denpasar Timur, Agus Riwayanto Diputra bahkan tidak ingin dimintai keterangan oleh wartawan. Ia menghindar saat ditanya terkait kejadian tersebut, “Oh nanti saja,” ucap Agus Riwayanto sembari menjauhi wartawan.
Sekumpulan preman yang berhasil ditemui (sedang menjaga) di gerbang Hotel Oranjje mengklaim bahwa mereka dari Aliansi Masyarakat Bali yang disuruh untuk menjaga hotel itu agar People’s Water Forum (PWF) atau diskusi Rakyat untuk Air tidak dilaksanakan. Namun mereka enggan memberitahu siapa yang menyuruh.
“(Siapa yang suruh?) Nah itu bisa cari tahu sendiri bapak-kan katanya orang pers masa tanya ke kita,” ucap salah satu dari mereka.
Untuk diketahui pembubaran diskusi People’s Water Forum itu sudah dilakukan sejak kemarin, Senin (20/5) oleh ormas bernma Patriot Garda Nusantara (PGN). Selain membubarkan diskusi, ormas PGN membongkar semua atribut diskusi dan membawa sejumlah spanduk People’s Water Forum.
“Kami tidak ingin ada diskusi-diskusi seperti ini karena sedang ada World Water Forum (WWF) di Nusa Dua,” teriak Ketua PGN Bali, Pariyadi saat paksa membubarkan diskusi, kemarin. (*)
Ambara-Adi Tegaskan Komitmen Kesehatan Berkualitas di Denpasar
Balitopik.com - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra-I Nengah Yasa...
Read more