Balitopik.com – Pengamat Politik Kadek Dwita Apriani menyatakan Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Bali harus lebih bekerja keras mencapai target karena penantang sangat agresif. Apalagi memasang target tinggi 95 persen.
Terutama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak boleh jemawa dan meremehkan lawannya terutama pasangan Calon Prabowo-Gibran.
Menurutnya sebaiknya TPD Ganjar-Mahfud Bali mengubah strategi jika ingin mencapai target. Tidak menyamakan gaya saat memasarkan Joko Widodo. Sebab, Ganjar dan Jokowi adalah produk yang berbeda.
Pergerakan tim pasangan calon Prabowo-Gibran sudah mulai kelihatan. Walau belum masa kampanye, tapi partai pengusung pasangan nomor urut dua itu rajin turun menemui masyarakat dengan door to door. Sementara Kadek Dwita melihat pergerakkan mesin PDIP atau tim kampanye daerah Ganjar-Mahfud di Bali belum maksimal.
“Dua minggu lagi memasuki masa kampanye nomor urut sudah ketahuan. Tapi yang dilakukan tim atau partai pengusung Prabowo Gibran sudah banyak dan cukup agresif,” terang Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Udayana itu, Jumat (17/11/2023).
“Dalam artian melakukan tatap muka dengan warga sudah berjalan. Sehingga Tim Kampanye Daerah Ganjar-Mahfud harus bekerja keras mencapai 95 persen,” katanya.
Peraih gelar Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia ini melihat gerak tim paslon Prabowo-Gibran di Bali tidak bisa diremehkan. Penantang Ganjar-Mahfud tidak tinggal diam sehingga PDIP tidak bisa memakai strategi yang sama saat memasarkan Jokowi pada 2014 dan 2019.
Sarannya agar gaya harus diubah karena produknya tidak sama. Terlebih, anak sulung Jokowi ikut dalam kontestasi dan menjadi lawan Ganjar Pranowo. Tidak boleh dilupakan, masih ada Jokowi effect yang akan memengaruhi pemilih.
“Hasil akhir kampanye itu resultan banyak faktor. Bukan partai,masa kampanye juga efek lain. Kepuasan terhadap Jokowi berefek pada pemilih yang puas dan condong mengikuti apa yang diarahkan Jokowi. Jokowi effect di Bali kayaknya akan ada hanya PDIP masih bisa mengimbangi,” ungkap Kadek Dwita.
Ganjar-Mahfud masih memiliki kans menang di Pulau Dewata karena basis massa PDIP yang besar dibandingkan partai lain. Sayangnya, PDIP tidak boleh kendor, jika ingin menang mutlak wajib memasang jurus yang berbeda untuk mencapai target. Harus bekerja lebih keras lagi karena penantangnya juga terus bergerak.
Kadek Dwita mengamati gaya permainan politikus PDIP memasarkan Ganjar dengan Jokowi masih sama. Padahal mereka produk yang berbeda.
“Baca ulang peta. Dilihat kembali apa strength and weakness yang akan dipasarkan. Tidak bisa permainannya sama kayak 2014. Ganjar bukan produk yang sama,” tutupnya