Balitopik.com, DENPASAR – Industri film animasi Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan seiring meningkatnya kebutuhan konten kreatif nasional dan global. Menjawab tantangan tersebut, AMKA Animation menghadirkan Bali Animation Film Market 2025 (BAFM 2025), sebuah market dan forum industri yang mempertemukan kreator, studio, investor, dan talenta kreatif dalam satu ekosistem kolaboratif.
BAFM 2025 diselenggarakan pada 20 Desember 2025, bertempat di Rumah Tanjung Bungkak, Denpasar, Bali, dengan dukungan Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Event ini dirancang sebagai platform strategis untuk menghubungkan potensi Intellectual Property (IP) dengan kebutuhan industri film animasi, baik di tingkat nasional maupun menuju pasar global.
Mengusung tagline “Connecting IP Potential to the Animation and Film Industry Ecosystem” BAFM 2025 menghadirkan rangkaian program utama yang meliputi business presentation, pitching session, job fair & career opportunities, serta sharing session. Melalui format market dan forum, peserta tidak hanya memperoleh wawasan industri, tetapi juga kesempatan nyata untuk membangun jejaring, mempresentasikan karya, hingga membuka peluang kerja dan kolaborasi produksi.
Direktur AMKA Animation, Herman Umbu Billy, menyampaikan bahwa BAFM 2025 lahir dari kebutuhan nyata industri kreatif Indonesia akan ruang temu yang mempertemukan karya, talenta, dan ekosistem industri secara berkelanjutan. Forum ini dipercaya jadi
“BAFM 2025 kami rancang sebagai ruang strategis bagi kreator dan pelaku industri untuk saling terhubung, belajar, dan bertumbuh bersama. Indonesia memiliki kekayaan cerita, talenta muda, dan potensi IP yang sangat besar. Melalui BAFM, kami ingin memastikan potensi tersebut memiliki jalur yang jelas menuju industri, pasar, dan kolaborasi nyata, sekaligus menempatkan Bali sebagai hub penting dalam ekosistem film animasi nasional,” ujar Herman Umbu Billy.
Sebagai penyelenggara, AMKA Animation mengambil peran sebagai inisiator dan penggerak ekosistem, dengan fokus pada pengembangan IP serta penguatan jejaring antara kreator, studio, investor, institusi pendidikan, komunitas, dan pemerintah. Melalui BAFM 2025, AMKA Animation menegaskan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan industri kreatif nasional sekaligus memperkuat posisi Bali sebagai hub ekosistem industri animasi Indonesia.
BAFM 2025 juga menjadi bagian dari upaya sinergi antara pelaku industri dan pemerintah dalam mendukung agenda pengembangan ekonomi kreatif, khususnya subsektor animasi dan film, yang memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi berbasis inovasi dan talenta muda.
Sementara, Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif RI, Agustini Rahayu, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan AMKA Animation.
Ia meyakini dengan adanya ekosistem animasi sebagaimana yang diselenggarakan oleh AMKA Animation, pihaknya yakin Bali ke depan tidak hanya dikenal sebagai destinasi pariwisata saja, tetapi juga sebagai pusat animasi internasional.
“Bali ini secara internasional sudah dikenal sebagai destinasi pariwisata, jadi kita ingin Bali lebih dikenal lagi sebagai international creative HUB. Kalau peluang untuk animasi sudah dimulai sejak 11 tahun industry animasi di Bali yang bertaraf global karena itu itu kita perlu dorong lagi supaya ini menjadi penggerak ekonomi baru,” tandas Ayu. (*)

















