Imigrasi Ngurah Rai Sidak WNA Jelang WWF ke-10 di Bali

Balitopik.com – TIMPORA (Tim Pengawasan Orang Asing) Imigrasi Ngurah Rai melakukan sidak terhadap Warga Negara Asing (WNA) dalam rangka meningkatkan keamanan dan meminimalisir pelanggaran orang asing menjelang pelaksanaan WWF (World Water Forum) ke-10 yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali.

TIMPORA terdiri dari berbagai elemen, yaitu Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Bali, Kejaksaan Negeri Bali, BIN, Rumah Detensi Denpasar, Polsek Kuta Selatan, Kuta, dan Kuta Utara, serta perwakilan dari Kepala Lingkungan dari masing-masing kecamatan.

Mereka berkolaborasi dalam operasi untuk mengawasi dan memeriksa keberadaan orang asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Ngurah Rai. Operasi ini merupakan langkah preventif untuk memastikan kelancaran acara internasional tersebut.

Operasi gabungan ini menyasar 3 kecamatan yang ditengarai padat WNA. Yaitu Kecamatan Kuta Selatan, Kecamatan Kuta, dan Kuta Utara. Lokasi operasi dipilih berdasarkan usulan dari Kepala Lingkungan setempat, yang juga merupakan anggota TIMPORA.

“Kami berkomitmen untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama event internasional seperti World Water Forum ini. Operasi gabungan ini adalah salah satu upaya kami untuk mencegah pelanggaran dan gangguan oleh orang asing di wilayah Bali,” ucap Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Suhendra, Jumat (17/5/2024).

Pengawasan dilakukan di berbagai jenis penginapan seperti guest house dan villa. Jumlah penginapan yang diperiksa adalah 19 tempat, terdiri dari 5 penginapan di Kuta, 5 penginapan di Kuta Selatan, dan 9 penginapan di Kuta Utara.

Dalam sidak tersebut TIMPORA melakukan pemeriksaan identitas dan izin tinggal secara acak terhadap puluhan orang asing. Hasilnya, tidak ditemukan adanya penyalahgunaan izin tinggal dari orang asing yang telah diperiksa.

“Sinergi kami dengan stakeholder atau instansi terkait beserta unsur masyarakat yang terkecil di Bali, dalam hal ini Kepala Lingkungan atau Kelurahan menjadi kunci pengawasan orang asing yang efektif dan efisien,” kata Suhendra.

“Sehingga apabila terjadi suatu permasalahan di wilayah tersebut, bisa direspon dengan lebih tepat dan cepat,” ungkapnya.