Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim mengatakan saat ini pihaknya terus memperbaharui sistem di instansi Keimigrasian.
Hal itu tersebut sesuai arahan Presiden Jokowi tentang pemangkasan birokrasi pada instansi-instansi pemerintahan agar memberikan pelayanan yang cepat dan bersih bagi masyarakat.
Untuk itu, Silmy mengatakan saat ini Imigrasi Indonesia fokus pada proses digitalisasi pelayanan Keimigrasian baik bagi WNI maupun WNA.
“Saat ini WNA bisa akses pengurusan visa melalui laptop di rumah, WNI bisa urus paspor juga melalui aplikasi, saat ini kuota paspor kami buka untuk dua bulan ke depan, dalam satu bulan kita melayani penerbitan paspor lebih dari 450.000,” ujar SIlmy melalui keterangan tertulis yang diterima pada Selasa, (8/8/2023).
Silmy menjelaskan saat ini Imigrasi Soekarno-Hatta menjadi salah satu konsentrasi perbaikan layanan Keimigrasian. Tidak hanya dalam pemeriksaan Keimigrasian di bandara, pelayanan Keimigrasian seperti penerbitan paspor juga menjadi fokus peningkatan.
Dikatakan, Imigrasi Soekarno-Hatta memiliki Unit Pelayanan Percepatan Paspor (UP3) terbaik dengan durasi layanan tujuh hari dalam seminggu, dan kuota terbanyak di seluruh Indonesia.
“Indonesia itu adalah negara yang tercepat menerbitkan paspor. Di Jerman 4 sampai 6 minggu, di Singapore bisa 2-3 minggu, di Tiongkok bisa berbulan-bulan, sementara di Indonesia 3 hari, bahkan kalau percepatan bisa 1 hari saja,” Pungkas Silmy.
Sementara, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, Muhammad Tito Andrianto mengatakan selama periode Januari – Juli 2023, pihaknya telah menerbitkan 55.268 paspor.
55.268 paspor tersebut terdiri dari 46.203 paspor melalui layanan regular, dan 9.065 paspor melalui layanan percepatan.
“Kami berkomitmen untuk memberikan layanan Keimigrasian yang terbaik, sehingga masyarakat tidak merasa kesulitan dalam proses penerbitan paspor,” ujar Muhammad Tito Andrianto. (***)