Balitopik.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sudah menjalin kerja sama dengan lembaga agama untuk menekan angka stunting.
Dijelaskan bahwa salah satu hulu dari munculnya stunting adalah kurangnya edukasi terhadap pasangan calon keluarga yang akan menikah. Seperti lembaga umat Kristiani, Islam, Hindu, Budha, Konghucu, semuanya diajak kerja sama untuk menurunkan prevalensi stunting mulai dari hulu.
“Hulu itu apa, informasi sebelum pernikahan. Hulunya stunting itu dari sana kalau itu (calon keluarga) tidak mendapatkan informasi yang lengkap pada pra nikah maka bisa berpengaruh,” terang Made Indra saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Selasa (16/1/2024).
Dikatakan saat ini angka stunting Bali terendah di seluruh Indonesia. Namun begitu upaya penurunan stunting harus tetap dilakukan. Salah satunya lewat penyuluhan atau edukasi pra nikah.
“Kemiskinan, kemiskinan ekstrem, prevalensi stunting kita tersendah di Indonesia. Bahkan kita kalau kita bandingkan dengan rencana penurunan, kinerjanya lebih tinggi rencananya kita. Artinya tingkat prevalensi stunting kita bisa kita turunkan lebih dari yang kita rencanakan,” ungkapnya.
Saat ini prevalensi stunting Bali adalah 4 persen. Angka itu melampaui karena sebebelumnya ditargetkan menjadi 6 persen dari 8 persen prevalensi stunting sebelumnya.
Dewa Indra mengaku sulit prevalensi stunting mencapai nol persen. Namun Pemprov Bali terus berupaya menekan angka stunting di Bali.
“Kalau untuk nol itu sepertinya agak sulit. Kita sudah maping ada beberapa variabel penyebab. Apa sih kesulitan menurunkan stunting. Apakah edukasi tentang kesehatan ini sudah sampai ke semua (calon keluarga). Itu yang terus kita upayakan,” tutupnya. ***
Ambara-Adi Tegaskan Komitmen Kesehatan Berkualitas di Denpasar
Balitopik.com - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra-I Nengah Yasa...
Read more