Balitopik.com – Pengurus Pusat Forum Pemuda Nusa Tenggara Timur (FP-NTT) memberi edukasi dan membagi puluhan Alkitab kepada buruh proyek asal Sumba di kawasan Tanah Lot Bali, Senin (9/11/2024) malam. Langkah itu diharapkan dapat mencegah tindakan melawan hukum sebagaimana yang terjadi selama ini.
Ketua Umum FP-NTT, Yohanes Hiba Ndale mengatakan pendekatan rohani yang dilakukan sebagai bentuk pembinaan moral terhadap buruh proyek asal Sumba. Ia meminta agar para perantau asal Sumba itu menghargai budaya dan kearifan lokal Bali.
“Kita pendekatan secara rohani sehingga akan merubah hidup mereka. Kita beri edukasi harus bisa adaptasi dengan lingkungan. Langkah kita ini semoga bisa meminimalisir stigma buruk dengan kejadian selama ini,” ungkap pria yang akrab disapa Adipapa ini.
Adipapa menjelaskan, aksi sosial itu sebagai bentuk edukasi dan mengingatkan para perantau asal NTT di Bali agar mencari rejeki di perantauan harus menghargai budaya dan ikut menjaga keamanan dan ketertiban setempat.
Ia berharap, dengan sentuhan kasih pembagian kitab suci ini, dapat menjadi bekal bagi warga NTT di perantauan untuk selalu ingat akan pesan Tuhan.
“Ini bentuk edukasi kepada warga kita dari Sumba. Belakangan ini kita dengar banyak saudara kita ditolak untuk tinggal di kos-kosan di Bali. Dan juga banyak dengar berita bahwa orang kita banyak membuat masalah di Bali.”
“Ini salah satu cara kita mengedukasi masyarakat kita dari sisi rohani sehingga warga kita bisa baca dan mengerti arti hidup dan bertemu dengan Tuhan sehingga memberikan kesejukan dalam jiwa mereka dan mengaplikasikan dalam kehidupan di tanah rantau,” kata dia pula.
Hal senada disampaikan Pendeta Timotius yang turut hadir dalam aksi sosial di kawasan wisata Tanah Lot Bali. Timothius berharap kegiatan ini berkelanjutan agar sesama perantau bisa saling mengingatkan untuk berperilaku baik di tanah orang.
“Pertemuan ini dengan harapan bisa berdampak baik bagi anak-adik kita yang bekerja di tanah orang. Paling tidak mengurangi pikiran negatif. Kegiatan ini tidak berhenti di sini, mungkin akan berkelanjutan. Sehingga pada akhirnya kita bisa menemukan anak adik kita lebih baik lagi. Agar bisa berubah menjadi positif untuk kebaikan bersama dan bisa bekerja dengan nyaman mencari rezeki,” ujar Pendeta Timotius. (*)