Balitopik.com, BALI – Kerinduan masyarakat terhadap adanya Bandara Bali Utara justru dimanfaatkan oleh broker Bandara Bali Utara. Para broker ini berkoar-koar di media bahwa bandara tersebut akan segera dibangun padahal belum memiliki modal dan persiapan sama sekali, bahkan melampaui teknis.
Hal ini disampaikan seorang tokoh masyarakat asal Kubutambahan, Buleleng, Gede Angastia alias Anggas. Bahwa maraknya klaim yang dilakukan oleh para broker Bandara Bali Utara ini telah merugikan masyarakat Bali Utara sendiri.
“Ada banyak warga yang mengeluh tanahnya sudah di DP oleh spekulan, kemudian dibuat surat kuasa menjual. Karena sudah DP tanah ini digantung, belum dilunasi, juga belum tahu kapan akan dijual oleh spekulan ini,” kata Anggas.
Koster Kirim Sinyal Peringatan, Akui Ada Pemain Dibalik Maraknya Bangunan Liar
Anggas menuding, hal ini disebabkan oleh permainan isu yang dilakukan oleh para broker pembangunan Bandara Bali Utara. Bagaimana tidak, rencana pembangunan Bandara Bali Utara ini sama sekali tidak melalui koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Daerah Buleleng, bahkan pemerintah pusat.
Benar bahwa proyek ini masuk dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang pembangunan Bandara Internasional Bali Utara sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Namun sejauh ini belum ada turunan teknis, misalnya pemaparan resmi dari kementerian terkait yang akan dijadikan sebagai acuan pembangunan Bandara Bali Utara. Selain syarat di atas, syarat yang tidak kalah penting adalah rekomendasi dari Gubernur Bali dan Bupati Buleleng saat ini.
Siap-siap! Target 9 Titik dari Bingin ke Balangan, 7 Lokasi Masih Rahasia
Anehnya Pemerintah Bali dan Pemerintah Buleleng bahkan tidak tahu sama sekali soal rencana para broker itu tapi isunya terus dimainkan. Ia tidak menyebutkan investor atau perusahaan yang ia sebut sebagai broker tersebut. Yang ia sayangkan adalah klaim-klaim sepihak dari para broker yang membuat masyarakat terus berharap.
“Stop memainkan psikologi masyarakat, koar-koar bangun bandara padahal gak ada uang. Hanya modal jual gambar Bandara Bali Utara, tapi klaimnya gila-gilaan,” tambahnya.
Lebih lanjut, aktivis antikorupsi yang pernah tinggal di Miami Florida USA ini menegaskan, bahwa masyarakat Bali Utara tidak anti terhadap pembangunan, justru sangat merindukan.
Selain Bangunan Ilegal, Koster Target Sidak SPA Esek-esek, DPRD Awas Kena Razia
Hanya saja, kata dia, perlu ada kepastian. Pemerintah mengaku belum mengetahui adanya pembangunan Bandara Bali Utara, sementara para broker ini terus memainkan isu. “Ini sangat membuat masyarakat bingung, psikologinya sangat dimainkan,” ujar Anggas.
Ia menambahkan, apabila para broker ini berniat baik untuk membagun Bandara Bali Utara sebaiknya berjalan bersama pemerintah.
“Saat ini isunya sangat liar. Kita ingin bahwa apapun pembangunan yang berskala nasional semestinya kalau mau membagun itu minimal kulonuwun dengan pemerintahan setempat, sehingga masyarakat bisa mendapat kepastianya.”
“Yang terjadi saat ini belum ada kepastian tapi isunya terus dimainkan. Saya minta hentikan itu, kasihan masyarakat yang menjadi korban,” tandasnya. (*)