Balitopik.com – Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia atau STIMI Handayani Denpasar kembali menggelar wisuda yang ke-40 di Prama Sanur Beach Hotel, Jalan Cemara Sanur, Rabu, 15 November 2023. Acara wisuda itu sekaligus merayakan usia kampus yang ke-44 tahun.
Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar Dr. Ida Bagus Radendra Suastama, S.H., M.Hum., mengatakan sebanyak 230 wisudawan dilepas secara resmi. Dijelaskan dengan adanya wisuda ke-40 itu sebagai bukti STIMI Handayani tetap menjaga komitmen kelulusan mahasiswa.
“Kita juga harus tetap fokus dan komitmen dengan menjaga kualitas lulusannya, bahwa mereka sebetulnya harus tetap belajar mandiri. Mereka menjadi pembelajar dan juga menjadi job creator atau pencipta lapangan kerja, tidak hanya pencari kerja,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, sebagian mahasiswanya itu selama berada di kursi kampus tidak hanya berkuliah, mereka sudah bekerja sesuai bidang ilmu masing-masing sehingga ilmu yang didapat langsung teraplikasi. Hal itu sebagai bentuk membiasakan mahasiswa mengenal dunia kerja.
“Jangan sampai menjadi publik pengangguran intelektual, karena tanpa menyombongkan diri, terus terang saja sebelum mereka lulus, rata-rata mereka sudah bekerja, sehingga jika diukur dari keterserapan dunia kerja, sebelum sarjana, mereka sudah bekerja. Jadi, hal ini sebagai sebuah tradisi yang tidak sengaja justru sudah terbentuk di kampus STIMI Handayani Denpasar,” paparnya.
Bahkan, lanjutnya anak-anak mahasiswa semester III sudah mulai mencari kerja sehingga lengkap secara teoritis maupun praktis, yang dalam hal ini diikuti adik-adik kelasnya. Selain itu mahasiswa didoktrin untuk tidak pilih-pilih pekerjaan atau gengsi.
“Ketika masih kuliah itu, mereka mencari sebuah pengalaman, Satu lagi, manajemen kan ilmu yang spektrumnya luas. Jadi, mereka bisa kerja di berbagai hal. Itulah para pendiri kita memilih ilmu manajemen dibuka dengan spesialislah di sana,” tambahnya.
Bagus Radendra Suastama menguraikan, STIMI Handayani Denpasar merupakan sebuah Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan akademik dan vokasi. Akademik fokus pada teori sementara vokasi fokus pada persiapan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus.
“Vokasi dan akademik bedanya adalah 60 persen teori dan satunya lagi praktek. Jika vokasi itu lebih berorientasi pada kesiapan yang digunakan dalam pekerjaan. Jadi, tetap kami bertitik berat pada teoritis. Artinya kita perkaya dengan aspek vokasinya sehingga mereka lebih siap kerja,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua STIMI Handayani Denpasar Prof. Ida Bagus Gede Udiyana, SE., M.Si., Ak., mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia, khususnya terkait dengan sektor pariwisata dan sektor-sektor lainnya.
Patut diketahui, pendidikan di STIMI Handayani Denpasar bertujuan menghasilkan para manajer bisnis dan juga mampu berwira usaha.
“Prinsip dasar dua hal itu yang kami tekankan sehingga daya serapnya cukup baik dan lumayan tinggi, karena mahasiswa semester V sudah bekerja,” terang Bagus Gede Udiyana.
Sebab, mereka diarahkan bekerja atau berwira usaha, apapun peluang-peluang itu harus diambil karena pendidikannya lebih banyak praktek sebesar 60 persen, yang implementasinya dalam manajemen bisnis. Sementara, lulusan STIMI Handayani Denpasar demand atau permintaan dunia usaha cukup tinggi, terutama diminta itu sudah memiliki pengalaman kerja.
“Itu motivasi semester V silakan anak-anak bekerja. Kalau bekerja pagi, maka kuliahnya sore. Begitu juga, jika bekerja sore, maka kuliahnya pagi. Jadi, kita fleksibel tentang hal itu, untuk atasi masalah pengangguran yang tinggi,” tandasnya.