Balitopik.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia menyebut Pecalang Bali sebagai karya kearifan lokal Bali untuk menangkal gerakan radikalisme dan terorisme di Bali.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi (Kasi) Media Literasi BNPT RI, Rizky Adianhar saat mendampingi pelatihan menulis, pelatihan komunikasi visual dan IT terhadap peserta Duta Damai Bali di Hotel the Stones, Badung, Bali.
“Kalau kami melihat itu (Pecalang Bali) sebagai karya kearifan lokal Bali. Apa yang dilakukan adalah bentuk kewaspadaan masyarakat di Bali untuk mengantisipasi hal-hal yang sifatnya negatif,” akui dia, Selasa (10/9/2024).
Sebagaimana diketahui, sejak terbentuk pada tahun 1970-an Pecalang Bali memiliki peran penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat desa yang aman, nyaman, tertib dan damai.
Biasanya, Pecalang bertugas mengamankan dan memastikan kelancaran penyelenggaraan upacara adat atau keagamaan, seperti Ngaben Massal, Nyepi, Ngenteg Linggih, Piodalan, Pengerupukan, sampai ke Hari Raya Lebaran, Natal, dan lain-lain.
Kemudian menjaga keamanan dan ketertiban desa dalam kegiatan sehari-hari. Menciptakan suasana tentram, harmonis, dan damai di wilayah Bali. Mengatur lalu lintas saat upacara adat di Bali. Bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam menjaga keamanan desa di Bali dan mendata identitas penduduk pendatang di setiap Banjar.
Rizky memandang kerja-kerja yang dilakukan Pecalang Bali tersebut telah mencakup upaya penangkalan gerakan radikalisme dan terorisme.
“Kalau menurut saya pendataan penduduk pendatang itu positif. Misalnya kami di Jawa biasanya kalau ada tamu 1×24 jam wajib lapor RT atau RW,” tarang Rizky.
“Mungkin di Bali ini Pencalang itu lebih proaktif, dalam artian mereka punya rutinitas sebulan sekali untuk mengecek pendatang ini dari mana, aktivitas yang dilakukannya apa, berapa jumlahnya yang ada di sana,” tandasnya. (*)