Balitopik.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali, Dewa Made Mahayadnya atau yang dikenal Dewa Jack menegaskan bahwa Gedung DPRD Bali adalah rumah rakyat. Dewa Jack menyebutnya sebagai paradigma baru.
Paradigma baru itu berkaca dari peristiwa sebelum-sebelumnya yang mana jika ada demonstrasi mahasiswa maupun organisasi tertentu, gedung pemerintahan maupun DPRD selalu dijaga ketat, gerbang tertutup. Dan itu tidak hanya di Bali, hampir di seluruh Indonesia begitu.
“Ini lembaga politik, kami ada 7 partai politik yang wakil-wakilnya atau anggotanya dipercayakan oleh rakyat bertugas di lembaga ini. Kami semua bersepakat untuk menerima kalau ada masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi,” kata dia.
Hal itu dibuktikan dengan penerimaan aksi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bali Tidak Diam merespon kebijakan pemerintah pusat soal efisiensi anggaran yang dinilai tidak berpihak pada pendidikan dan kesehatan.
Massa aksi Aliansi Bali Tidak Diam diterima langsung Dewa Jack dan pimpinan DPRD Bali lainnya di Wantilan DPRD Bali, Senin, (17/2/2025).
Dewa Jack dan pimpinan DPRD Bali lainnya itu bahkan turut membacakan tuntutan yang dilayangkan massa aksi ke pemerintah pusat.
Perlu diketahui, sebelumnya juga para pimpinan DPRD Bali itu menerima sejumlah aksi damai dari masyarakat Bali diantaranya dari Forum Pejuang Driver Pariwisata Bali yang menuntut nasib driver Bali.
Beberapa hari setelahnya DPRD Bali menerima massa aksi dari Yayasan Ksatria Keris Bali terkait polemik penayangan Dewa Siwa di ATLAS Beach Club.
“Kapan pun masyarakat Bali yang berkepentingan dengan pemerintahan dan DPRD, silahkan, ini rumah rakyat,” tegas Dewa Jack. (*)