Balitopik.com – Fraksi Partai Golkar DPRD Bali menyampaikan sejumlah pandangan terhadap pemerintahan Provinsi Bali. Salah satunya soal insiden Nyepi Tahun Baru Saka 1947 di Loloan Timur, Kabupaten Jembrana.
Kejadian itu menurut pandangan Fraksi Golkar tidak sejalan dengan prinsip Hindu Bali yang menjunjung tinggi nilai toleransi antar suku, ras, dan agama.
Bahwa Bali adalah provinsi yang penduduknya mayoritas memeluk agama Hindu sangat menghormati dan menerapkan toleransi di balik keberagaman suku, ras, dan agama yang hidup di pulau ini.
Bahwa Keberagaman adat dan agama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Sehingga Fraksi Golkar memandang perlu ada langkah tegas dan terukur oleh pemerintah Provinsi Bali agar menjadi evaluasi.
“Sehubungan hal itu, terhadap sikap-sikap dan perilaku intoleran seperti yang terjadi di Kelurahan Loloan Timur, Jembrana, pada saat perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1947, kami mendorong Saudara Gubernur mengambil langkah tegas dan terukur agar kejadian seperti di Loloan Timur tidak terulang lagi di masa yang akan datang,” ujar Ni Putu Yuli Artini saat membacakan pandangan Fraksi Golkar di Gedung DPRD Bali, Selasa (8/4/2025).
Selain soal insiden Nyepi di Loloan Timur, Fraksi ini juga menyoroti persoalan sampah, kemacetan, fiskal daerah dan persoalan warga Bali yang akhir-akhir ini melakukan tindakan bunuh diri. Fraksi Golkar meminta persoalan-persoalan ini segera diatasi oleh pemerintah daerah Provinsi Bali.
Sebelumnya, terkait insiden Nyepi di Loloan Timur itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan akan bertemu dengan para pemuka agama untuk membahasnya. Menurut Koster insiden Nyepi di Loloan Timur harus disikapi dengan bijaksana.
Karena itu pentingnya dirembuk bersama dengan tokoh-tokoh lintas agama terkait hal tersebut. Dia bilang selesaikan masalah tanpa masalah.
“Saya akan bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nahdlatul Ulama (NU) dan tokoh-tokoh umat muslim, termasuk juga organisasi lainnya, saya akan mengajak duduk bersama untuk membahas hal-hal seperti itu seperti di Jembrana kemarin.”
“Tentu kita harus menyikapi dengan cara yang baik biar tidak menimbulkan persoalan, jangan sampai menyelesaikan masalah menimbulkan masalah baru, kita harus menyelesaikan masalah tanpa masalah,” kata Koster di Gedung Gajah Jayasabha, Rabu (2/3) lalu.