Balitopik.com – Gusti Ayu Putu Ardaba Kory mengajak masyarakat Bali agar cerdas memilih pemimpin pada pemilihan umum (pemilu) yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan usai menjadi salah satu narasumber dalam acara Bincang Santai Politik (BISTIK) dengan tema “Sadar Memilih, Bali Metaksu” di Denpasar, Selasa (16/1/2024) malam.
Menurut Gusti Ayu Putu Ardaba Kory bahwa pemimpin yang dibutuhkan Bali saat ini adalah pemimpin yang peduli, inovatif dan kolaboratif.
“Kita generasi muda di Bali memang butuh pemimpin yang benar-benar care sama keadaan Bali sekarang. Kita perlu pemimpin yang inovatif, kolaboratif karena zamannya sudah berbeda,” ujar Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali itu.
“Sekarang zamannya berkolaborasi dengan masing-masing skill yang ada agar terjadi pemerataan ekonomi di setiap Kabupaten/kota yang ada di Bali,” sambungnya.
Ia menilai hanya pemimpin yang peduli, inovatif dan kolaboratif yang mampu belerja secara efektif untuk membangun Bali. Terutama menjaga Bali agar tetap metaksu atau sakral.
Saat ini, ungkapnya, ia aktif mengisi ruang-ruang diskusi untuk memberi edukasi kepada masyarakat terutama milenial dan gen z agar menjadi pemilih yang cerdas. Pemilih yang menentukan seperti apa masa depan Bali dari pemimpin yang dipilih.
“Intinya kita mengedukasi pemilih pemula, masyarakat milenial agar sadar akan mengapa memilih pemimpin itu penting. Karena pemimpin itu punya wewenang untuk mengatur kebijakan terkait dengan kemajuan daerahnya sendiri. Terutama agar Bali ini tetap metaksu,” kata dia.
Sebagai kader Golkar sudah pasti pilihannya jatuh pada pasangan calon capres-cawapres Prabowo-Gibran. Ardaba Kory menjelaskan alasan ia berpihak pada Prabowo-Gibran karena pasangan tersebut merupakan perpaduan antara kebijaksanaan (tua) dan energi (muda).
Namun begitu, ia tetap fokus pada edukasi politik lokal. Yaitu mengajak masyarakat Bali agar memilih wakil rakyat yang tepat.
“Yang saya harapkan pada pemilu nanti teman-teman di daerah seperti Karangasem, Bangli, Klungkung, Jembrana dan lain sebagainya memilih wakil rakyat yang memang mumpuni, yang punya inovasi sehingga pemimpin yang kita pilih itu mau menyambut baik ide-ide kreatif anak muda,” tutupnya.
Sebagai informasi, Taksu dalam agama Hindu diartikan sebagai pancaran kekuatan atau aura yang memancarkan kewibawaan, kecerdasan mental dan spritual, serta kharisma yang dapat mengubah pola pikir, tingkah laku maupun cara bertutur kata oleh pemilik taksu tersebut. ***
Koster dan Gadjah, Selamat dan Terima Kasih
Balitopik.com - Soal Pilgub Bali 27 November 2024. Beberapa jam setelah pemungutan suara, kedua belah pihak Koster dan Gadjah melakukan...
Read more