Balitopik.com – Viral seorang sopir taksi yang diduga melakukan pemerasan terhadap penumpang dengan ongkos Rp 400 ribu rute Seminyak-Kuta pada tanggal 30 Maret 2024 lalu.
Video sopir itu diambil oleh penumpang perempuan kemudian diviralkan ke media sosial karena tidak terima dengan ongkos yang disebutnya terlalu mahal.
“Dia (sopir) minta Rp 400 ribu dari Red Ruby (kawasan Petitenget/Seminyak) ke Kadesa (Kuta). Lihat nih, mukanya nih gua viralin,” ungkap penumpang perempuan itu sambil memvideokan wajah sopir taksi.
Terkait itu, sopir yang viral itu pun akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia memberi klarifikasi bahwa ongkos Rp 400 ribu itu sebetulnya sudah di awal sebelum 2 orang penumpang, 1 orang laki-laki bule dan satunya lagi perempuan lokal itu menumpang.
Bahwa sekitar pukul 04.30 Wita, subuh, (30/3) taksi itu distop oleh 2 orang penumpang tersebut di depan Red Ruby Night Club, Seminyak. Mereka minta diantar ke tempat penumpang perempuan (lokal) di Kadesa (Kuta).
“Si cowok bulenya nanya how much brother (berapa ongkosnya saudara) terus saya jawab, four hundred because late night. Seketika itu si tamu cewek yang lokal ini nyahut dia bilang kok mahal pak,” terangnya.
“Akhirnya saya jawab juga, ialah mbak itu wajar soalnya udah subuh ini udah jam 04.30. Nah akhirnya si cowok bule ini bilang ke ceweknya it’s ok beb i pay,” ungkap dia.
“Setelah tiba di tempat tujuan yaitu di depan penginapan atau Kadesa di jalan Mertanadi Kuta, si cowoknya mengeluarkan uang Rp400.000 dari dompetnya dan diberikan kepada saya dan saya terima terus si bulenya turun dari taksi dan diikuti oleh cewek turun dari taksi tapi sambil ngomel dan merekam, dia (penumpang perempuan) bilang saya viralin.”
“Makanya saya bilang saya jawab gak apa-apa mbak rekam aja ini uangnya dari tamu Rp 400.000 saya pegang ini dari Seminyak ke Kuta,” tandasnya.
Sementara, Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali, I Ketut Edi Dharma Putra mengatakan yang bersangkutan adalah sopir yang legal (terdaftar).
Namun demikian yang bersangkutan tetap dipanggil untuk dibina agar kejadian serupa tidak terulang. Terutama agar setiap penggunaan transportasi taksi tetap menggunakan kargo. ***