Balitopik.com – Partai NasDem dan PKB secara resmi bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.
Hal itu memberi kesejukan tersendiri, mengingat NasDem, PKB dan PKS adalah Koalisi Perubahan yang mendukung pasangan Anies-Muhaimin pada Pilpres Februari 2024 lalu.
Pasca Prabowo-Gibran ditetapkan oleh KPU dan putusan sidang PHPU oleh MK pada 22 April, perselisihan politik berangsur-angsur redah. Dua partai besar di Koalisi Perubahan itu memilih bergabung.
Ketua DPD Gerindra Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah memandang bergabungnya NasDem dan PKB ke kubu Prabowo-Gibran itu sebagai kedewasaan berdemokrasi.
Bahwa, kata dia, demokrasi memberi kebebasan terhadap partai politik dan individu menentukan hak politik dalam suatu ajang pemilihan. Bergabungnya NasDem dan PKB disebutnya menambah energi menuju Indonesia emas.
“Kita menyambut baik bergabungnya NasDem dan PKB ke Koalisi Indonesia Maju. Ini adalah bagian dari kedewasaan berdemokrasi,” kata De Gadjah saat dihubungi,” Senin (29/4/2024).
De Gadjah menjelaskan, bahwa prinsip Partai Gerindra adalah riang gembira. Artinya berpolitik dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
“Saya sering bilang bahwa Bapak Prabowo selalu menekankan agar berpolitik dengan riang gembira. Jangan kita membangun sekat apalagi untuk tujuan yang lebih besar yaitu Indonesia emas 2045,” tegasnya.
Untuk diketahui, dengan bergabungnya NasDem dan PKB itu, maka total ada 6 Partai Koalisi Indinesia Maju yang kuat di parlemen. Diantaranya:
1. Partai Golkar: 102 kursi (17,57 persen)
2. Partai Gerindra: 86 kursi (14,83 persen)
3. Partai NasDem: 69 kursi (12,07 persen)
4. PKB: 68 kursi (11,72 persen)
5. PAN: 48 kursi (8,45 persen)
6. Partai Demokrat: 44 kursi (7,24 persen). ***