Balitopik.com, BADUNG – Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, bersama Wakil Bupati Bagus Alit Sucipta, melaksanakan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Universitas Udayana (RS UNUD) di Jimbaran, Kuta Selatan, Kamis (21/8/2025). Adi Arnawa dan Bagus Alit Sucipta meninjau fasilitas medis yang tersedia di RS UNUD untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif.
Hal ini merupakan upaya konkret komitmen Pemkab Badung dalam memperluas akses pelayanan kesehatan, meningkatkan pemerataan fasilitas medis, serta memperkuat infrastruktur kesehatan yang berdaya guna bagi masyarakat, Kabupaten Badung khususnya di wilayah Kuta Selatan.
Adi Arnawa menjelaskan, rapat koordinasi dengan pihak UNUD itu berfokus pada eksplorasi bentuk kerjasama institusional antara Pemkab Badung dan Universitas Udayana. Yang meliputi penguatan kapasitas Rumah Sakit, peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan, akselerasi inovasi pelayanan publik berbasis akademik, serta pembangunan infrastruktur berorientasi jangka panjang.
“Setiap alokasi anggaran publik harus menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat. Badung tengah menghadapi kompleksitas tantangan infrastruktur dan pelayanan dasar. Tidak mungkin kita hanya bergantung pada dana transfer pusat, terlebih alokasinya terus mengalami penurunan signifikan,” ucapnya.
“Oleh sebab itu, pemerintah daerah harus berinovasi dengan memanfaatkan potensi dan aset yang ada, termasuk aset strategis Universitas Udayana, untuk menghasilkan nilai tambah bagi kesejahteraan publik,” kata dia pula.
Ditegaskan pentingnya pengembangan berbasis rencana induk (master plan) yang holistik dan berkelanjutan di kawasan Unud. Dalam konteks ekonomi regional, Bupati juga menyoroti dinamika pertumbuhan pariwisata yang berdampak pada eskalasi harga tanah.
Sejak 2012, Pemkab Badung telah menerapkan kebijakan penghapusan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 100 persen terhadap lahan non-komersial sebagai upaya proteksi sosial.
“Kawasan Badung Selatan memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai kota terintegrasi yang memadukan pusat pendidikan, layanan kesehatan, dan aset budaya. Oleh karena itu, penyusunan master plan yang komprehensif menjadi keharusan, sehingga arah pembangunan RS Unud beserta kawasan sekitarnya benar-benar memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat,” tuturnya.
Ia menambahkan “Kebijakan fiskal ini memerlukan klasifikasi yang jelas agar implementasinya tepat sasaran. Lahan pertanian dan irigasi masyarakat harus mendapatkan perlindungan, sementara lahan komersial harus dikelola secara proporsional melalui mekanisme subsidi silang. Dengan demikian, keseimbangan antara kepentingan sosial, ekonomi, dan hukum dapat terjaga.”
Sementara Rektor Unud I Ketut Sudarsana menegaskan bahwa Universitas Udayana memiliki potensi akademik besar, dengan 13 fakultas, 1 program pascasarjana, lebih dari 36.000 mahasiswa, 1.700 Dosen, dan 247 Profesor.
Namun, diakui pula bahwa perkembangan RS UNUD dalam beberapa tahun terakhir belum optimal. Oleh karena itu, pihak universitas menugaskan tim kajian untuk merumuskan langkah revitalisasi.
“Kami berkomitmen untuk menghidupkan kembali fungsi Rumah Sakit ini. Dengan dukungan pemerintah daerah, RS UNUD akan kami kembangkan sebagai pusat pendidikan, penelitian, sekaligus pelayanan kesehatan masyarakat yang unggul,”
“Selain itu, UNUD juga menawarkan kerjasama di bidang pengembangan Rumah Sakit Hewan, Klinik Hewan, dan pusat penitipan hewan, yang dinilai semakin relevan dengan meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan hewan di Bali, terutama di kalangan ekspatriat,” urai I Ketut Sudarsana. (*)