Balitopik.com – Perjuangan Anggota DPD RI – Bali Ni Luh Djelantik soal sopir taksi online wajib ber-KTP Bali dan mobil yang digunakan wajib berpelat DK sudah dipertegas Gubernur Bali Wayan Koster dalam rapat koordinasi (Rakor) kepala daerah se-Bali di Balai Budaya Giri Nata Mandala Puspem Badung, Rabu (12/3/2025).
“Pengendara transportasi harus ber-KTP dengan alamat di Bali. Kendaraan transportasi harus memakai nomor polisi DK,” tegas Koster.
Atas pernyataan tersebut, tentu Koster harus merevisi ketentuan poin F di pasal 7 Pergub Bali Nomor 40 Tahun 2019. Karena dalam poin F menyebutkan pendaftaran driver online bisa menggunakan surat domisili.
Lantas apakah Wayan Koster akan merevisi poin F di pasal 7 Pergub Bali Nomor 40 Tahun 2019. Sebab Koster mengatakan akan membuat peraturan daerah atau peraturan gubernur soal transportasi usaha pariwisata yang berpihak pada SDM lokal.
“Karena itu harus dibuat aturan yang berkaitan dengan usaha transportasi pariwisata dan kebijakan yang berpihak pada SDM lokal,” ujar Koster.
Perjuangan Ni Luh Djelantik
Diketahui, perjuangan Ni Luh Djelantik soal sopir taksi online wajib ber-KTP Bali dan mobil yang digunakan wajib berpelat DK sudah sejak April 2024. Permintaan senator perempuan nan vocal itu langsung diterapkan oleh aplikator Gojek dan Grab pada Mei 2024.
Namun belakangan persoalan ini timbul lagi karena calon driver luar Bali bersembunyi di balik poin F di pasal 7 Pergub Bali Nomor 40 Tahun 2019.
Pada 12 Januari 2025 lalu, gelombang massa yang menamakan diri Forum Perjuangan Driver Pariwisata Bali mendatangi kantor DPD RI meminta persoalan tersebut diatasi pemerintah Bali.
Saat itu para driver diterima oleh 4 anggota DPD RI Bali, yaitu Ni Luh Djelantik, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK) dan I Komang Merta Jiwa.
“Gojek sudah menghapus, Grab sudah menghapus sekarang menjadi tugasnya Pak Wayan Koster untuk merevisi pasal 7 Pergub Bali Nomor 40 Tahun 2019. kata Ni Luh Djelantik saat itu.