Balitopik.com – Yenny Wahid menanggapi desakan Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang meminta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dicopot dari jabatannya. Menurutnya kegelisahan para Purnawirawan TNI itu adalah kritik yang perlu dikaji secara seksama oleh para pakar.
“Kegelisahan para Purnawirawan harus ditampung, kenapa mereka merasa seperti itu. Bahwa ada permasalahan ketatanegaraan yang mereka lihat dan kemudian itu harus dilihat dan dicermati oleh para pakar,” ucapnya ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Kamis (1/5/2025).
Anak Gus Dur ini mengatakan desakan itu merupakan sebuah kritik dari masyarakat terhadap seorang pemimpin. Namun begitu permintaan Gibran dicopot perlu proses panjang dan mekanisme demokrasi.
Ia meminta agar masyarakat yang menyampaikan kritik terhadap pemerintah harus diterima dan dijadikan bahan evaluasi, bukan ditanggapi dengan kekerasan atau represif. Mengingat, kata dia, belakangan ini masyarakat takut untuk menyampaikan pendapat.
“Saya rasa pemerintah di seluruh dunia wajar saja kalau kemudian menerima kritik dan itu adalah paket menjadi seorang pemimpin adalah menerima kritik. Pemimpin yang baik kita terima semua kritik ini, kita jadikan pelajaran.”
“Jadi saya rasa tidak usah terlalu menyikapi dengan terlalu keras, apalagi belakangan kita lihat orang agak takut untuk bersuara karena ini sudah dijamin oleh undang-undang kebebasan untuk bersuara,” ingatnya.
Yenny kemudian mencontohkan, bahwa saat Gus Dur menjadi presiden banyak sekali kritik yang diberikan dan dijadikan pelajaran. Sebab, lanjutnya, masyarakat punya hak untuk menyampaikan aspirasi dan berpendapat.
Nah, soal aspirasi copot Gibran, Yenny memberi saran agar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadikan cambuk perbaikan diri.
“Saya boleh berikan saran untuk Mas Gibran terima saja dengan lapang dada. Jadikan cambuk perbaiki diri,” tandas Yenny. (*)