Balitopik.com – Siswa pecinta alam (Sispala) dari 3 sekolah yang berbeda yaitu Sispala Wira Satya Mandala (SMAN 1 Kuta), Sispala Satya Giri Kerti (SMAN 2 Kuta Selatan) dan Sispala Aksara Mandala Bhakti (SMAN 12 Denpasar) melakukan kegiatan yang menginspirasi publik.
Pasalnya anak-anak usia remaja itu bergotong royong merenovasi fasilitas SDN 7 Songan, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, pada 13-15 Juni 2024 lalu. Sekolah dasar ini cukup memprihatinkan karena jauh dari perkotaan dan perhatian pemerintah.
Ketua Panitia Kegiatan Bakti Sosial Sispala, Ayu Dwi Masya Prameswari dari Sispala Satya Giri Kerti (SMAN 2 Kuta Selatan) mengatakan mereka sangat bahagia dan bangga bisa melakukan renovasi SDN 7 Songan. Ayu Masya mengatakan memang kondisi sekolah tersebut sangat jauh dari layak atau tidak seperti sekolah-sekolah di Denpasar dan Badung.
“Ada perasaan bahagia, melihat keceriaan adik-adik siswa SDN 7 Songan menyambut kami dengan gembira. Karena selain bantuan berupa fasilitas pendidikan, kami turut memberikan edukasi, fun games, dan hadiah-hadiah menarik. Mereka pun sangat antusias menerimanya,” kata Masya kepada Balitopik.com, Rabu (19/6/2024).
Disebutkan jumlah panita dari gabungan 3 Sispala itu sebanyak 43 orang. Mereka dibantu oleh pihak sekolah dan masyarakat desa setempat selama 3 hari merenovasi fasilitas sekolah. Adapun fasilitas yang diperbaiki adalah lantai sekolah yang sebelumnya masih dari tanah, atap sekolah, dinding dan menyumbangkan beberapa fasilitas lainnya.
Total anggaran yang mereka gunakan sebanyak Rp 15 juta yang disupport oleh Yayasan Aku For Bali, Satya Wibhawa law office, dan Kuta Living. Mereka juga didukung penuh oleh sekolah mereka masing-masing.
Dia berharap pemerintah setempat dapat ikut campur dalam memperbaiki fasilitas SDN 7 Songan, mengingat hasil renovasi mereka belum 100 persen memperbaiki fasilitas ang ada di sana.
“Kami berharap pemerintah bisa melihat sekolah-sekolah yang ada di desa yang boleh dibilang masih jauh dari layak biar tidak ada kesenjangan,” harapnya.
Sementara Pembina Ekstrakulikuler Sispala, Ida Bagus Narayana mengatakan, pihaknya datang memberikan bantuan fasilitas berupa bangku dan meja untuk belajar, buku-buku pendidikan, rak buku, korden dan tong sampah.
Narayana menambahkan, pada bulan Juli mendatang pihaknya akan hadir kembali dengan bantuan perbaikan toilet sekolah serta bantuan sembako untuk para siswa dan guru di SDN 7 Songan.
“Karena kegiatan ini akan terus berlanjut, semacam sekolah dampingan. Nanti secara berkala setiap bulannya kami akan selalu mengecek ke sana. Mensurvei apa saja yang masih kurang dan perlu dibantu,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan yang dilakukan adik-adik binaannya dari tiga Sispala itu, meski tak banyak, namun dapat meringankan dan memberikan keceriaan bagi murid-murid di SDN 7 Songan.
“Kehadiran kami disambut gembira oleh para murid serta guru-guru disana. Hal ini seharusnya menjadi ‘tamparan’ bagi pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kelayakan fasilitas sekolah-sekolah terutama di daerah yang terpencil,” ujar Narayana.
Ia bercerita, awalnya cukup kesulitan datang ke SDN 7 Songan, sebab lokasinya berada di atas bukit. Sementara akses jalan yang meskipun sudah beraspal, namun cukup berbahaya karena memiliki jalan tanjakan dan turunan yang terjal.
Selain itu, ia mengatakan lokasi sekolah tersebut sangat jauh dari pemukiman warga. Membuat murid-murid di SDN 7 Songan cukup jauh ke sekolah.
Narayana pun mendengar kisah dari beberapa murid di SDN 7 Songan, yang menempuh waktu berjalan dari rumah sekitar satu hingga dua jam untuk menuju ke lokasi sekolah.
“Hal seperti ini yang perlu diperhatikan pemerintah daerah disana. Jangan asal membangun sekolah tanpa memperhatikan lokasi yang strategis untuk para siswa-siswanya,” kritiknya. (*)