Balitopik.com – Baru-baru ini Ketua DPD Partai PDI Perjuangan Provinsi Bali, Wayan Koster dan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah bertemu untuk makan siang bersama.
Pertemuan keduanya itu bisa dibilang yang pertama kali setelah perhelatan pemilu 2024. Mereka sengit dalam menjalankan perannya masing-masing. Jelang Pilkada Bali keduanya bertatap muka untuk makan siang.
Dikonfirmasi sebelumnya, De Gadjah mengatakan pertemuan itu adalah kewajiban DPD Gerindra Bali untuk bersilaturahmi dengan pimpinan partai lain yang ada di Bali.
Katanya, sesuai instruksi Ketua Umum sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto agar pihaknya menjalin komunikasi, ciptakan politik bersatu.
“Kami hanya silaturahmi dan diskusi.
Karena Pak Prabowo mengajarkan kami politik bersatu,” ucap De Gadjah sebelumnya.
Begitupun, Wayan Koster saat ditemui Jumat (5/7), menjelaskan keduanya bertemu untuk mengobrol terkait internal partai masing-masing.
Ditanya soal urusan Pilkada khususnya Pilgub Bali, Gubernur Bali periode 2018-2023 itu mengatakan masih berproses di pusat.
“Saya sudah lama tidak mengobrol, ngobrol biasa. Cerita di internalnya gimana di internal kita gimana kan sudah berproses semua ke DPP masing-masing. Kan sekarang urusan di pusat tidak bisa di apa-apain lagi,” terang Koster.
Terkait itu, akademisi Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali dan Universitas Dhyana Pura, Agus Dei mengatakan pertemuan Wayan Koster dan De Adjah itu tidak hanya ditafsir ke dalam kepentingan Pilkada Bali saja, tetapi ada simbol menjaga 3 kekuatan Bali pasca Pemilu 2024.
“Saya kira beliau berdua memainkan peran sangat penting pada Pemilu kemarin. Pertemuan mereka bisa juga dilihat sebagai merajut kembali kebersamaan setelah masing-masing berjuang pada pemilu kemarin,” ucap penulis kaleidoskop Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali itu,” Senin (8/7/2024).
“Apalagi Bali ini kan terkenal sangat santun kehidupan manusia, alam dan budayanya. Nah 3 kekuatan ini yang mau dijaga lewat simbol makan siang itu,” sambungnya.
Disebutnya bahwa Bali tidak memiliki kekayaan alam seperti batubara, timah emas seperti daerah lain. Bali hanya punya keistimewaan manusia, alam dan budaya.
Untuk menjaga 3 unsur penting yang menjadi kekuatan Bali itu perlu gotong-royong dari berbagai pihak, termasuk partai politik.
“Bali punya 3 kekuatan itu, maka harus dikelolah oleh orang yang punya konsep dan santun untuk menjaga 3 kekuatan Bali itu,” tutup Agus Dei. (*)
Ambara-Adi Tegaskan Komitmen Kesehatan Berkualitas di Denpasar
Balitopik.com - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra-I Nengah Yasa...
Read more