Balitopik.com – Serangan “Sold Out” begitu pengakuan warga Serangan saat ditemui. Berdasarkan pantauan Bali Topik di seputar area Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, kondisi pulau Serangan kini sangat memprihatinkan.
Masyarakat asli Pulau Serangan hanya berada di pinggiran, daratan pulau Serangan diisolasi PT Bali Turtle Island Development (BTID). Sedangkan di laut bagian barat pulau Serangan sedang dikeruk PT Pelindo untuk kepentingan proyek di Benoa.
Tak cukup di darat, saat ini BTID sedang merencanakan pembangunan Marina agar kapal-kapal tamu bisa langsung bersandar di Kawasan Ekonomi Khusus tersebut. Rencana itu semakin membuat para nelayan di Serangan panik.
Seorang nelayan di pesisir Serangan yang tidak ingin namanya disebutkan secara gamblang, berinisial MM mengatakan kondisi nelayan saat ini terhimpit. Nelayan di Serangan seperti tidak punya laut, begitu katanya.
“Ya seperti yang sudah kita tau semua tentang kondisi nelayan dan masyarakat di Serangan saat ini, khususnya kami nelayan ini sangat terhimpit. Apalagi kalau nantinya dibangun Marina lagi, kami nelayan tidak punya laut untuk cari ikan,” ujar MM, Rabu (18/12/2024).
Untuk diketahui, saat ini sejumlah investor global telah meresmikan kemitraan baru dengan KEK Kura Kura Bali melalui penandatanganan beberapa Nota Kesepahaman (MoU).
Diantaranya, Mitsubishi Estate Co. Ltd. (Jepang): Mitra strategis yang akan berkontribusi pada keahlian dan jaringan untuk mendukung pengembangan berbagai area di pulau ini, termasuk marina, promenade, hunian, dan villa.
Kemudian, Tsao Pao Chee Group (Singapore): Sebuah bisnis keluarga generasi ke-4 yang bertujuan melayani well-being dan menciptakan kekayaan sekaligus, sebagai mitra strategis untuk mengeksplorasi peluang investasi yang berfokus pada dampak di bidang Mindfulness dan Wellness yang terintegrasi dengan mulus dalam rencana induk dan visi keberlanjutan Kura Kura Bali.
Dan Pegasus Capital (Amerika Serikat): Mitra strategis yang mengembangkan hotel bintang lima berkelanjutan yang menggabungkan kemewahan dengan keseimbangan alam, serta menciptakan tolok ukur baru untuk perhotelan ramah lingkungan.
Sementara yang sedang dalam pembangunan diantaranya, Grand Outlet Bali (GOB): Kolaborasi dengan Mitsubishi Estate untuk menciptakan destinasi ritel kelas atas. Kemudian ACS Bali: Sekolah antarbudaya yang mendorong keunggulan dalam pendidikan. Dan Hotel: Hotel empat lantai dengan setidaknya 140 kamar, dan direncanakan untuk mulai beroperasi pada Q4 2026 atau di awal 2027, bersinergi dengan fasilitas dan amenitas GOB.
“Pencapaian yang telah kami raih menegaskan kemampuan Kura Kura Bali untuk memberikan hasil sekaligus terus berkomitmen pada kemajuan,” ujar Zakki Hakim, Kepala Komunikasi PT Bali Turtle Island Development (BTID), Master Developer dari Kura Kura Bali, Selasa (17/12/2024).
Visi kami untuk masa depan berpusat pada pengembangan gaya hidup marina bertumpu pada kearifan lokal maritim Indonesia, membangun komunitas pencari pengetahuan, dan juga fokus meningkatkan kualitas hidup (longevity) individu. Prioritas ini memandu upaya kami untuk menciptakan destinasi yang terintegrasi dan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian budaya, dan lingkungan,” tandasnya. (*)