Balitopik.com, BALI – Nusa Penida, Klungkung ditargetkan sebagai kawasan Green Island telah mencapai babak penting dengan digelarnya Kick Off Meeting Studi Kelayakan Elektrifikasi Kendaraan di Hotel Four Star by Trans Hotel Renon, Denpasar, Jumat (14/11/2025).
Kegiatan ini diprakarsai oleh INAKO (Indonesia–Korea Cooperation) bekerja sama dengan AISMOLI (Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia), dan didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Bali serta Pemerintah Kabupaten Klungkung.
Pertemuan ini menjadi langkah awal penyusunan studi komprehensif mengenai kesiapan teknis, sosial, ekonomi, hingga model bisnis untuk penerapan kendaraan listrik di Nusa Penida—wilayah kepulauan yang memiliki tantangan geografis, namun dinilai ideal untuk menjadi proyek percontohan transportasi hijau.
CEO INAKO, Mr. Oh Suchang, mengungkapkan bahwa pihaknya melihat potensi besar menjadikan Nusa Penida sebagai pulau dengan ekosistem energi hijau yang terintegrasi. Ia menjelaskan, teknologi motor dan baterai dari Korea diyakini mampu menghadapi kondisi jalan yang menanjak dan sempit di Nusa Penida.
“Kami Siap Bawa Teknologi Korea untuk Nusa Penida, di mana bagian paling penting adalah motor dan baterai dari Korea. Karena di Klungkung, daerahnya tinggi di pegunungan. Jadi kendaraan tiga roda untuk kargo pun tidak masalah karena kami buat motornya sangat kuat,” ujar Suchang.
Suchang juga menegaskan bahwa proyek ini mendapat atensi dari pemerintah Korea, pemerintah Bali, serta sejumlah perusahaan.
“Pemerintah Korea dan perusahaan-perusahaan Korea berbicara dengan saya. Kami mulai di Nusa Penida karena mudah dikontrol dan cocok untuk menjadi pulau energi hijau,” jelasnya.
Mengenai pendanaan, ia menyebutkan bahwa perhitungan masih berlangsung dan kolaborasi dengan perusahaan Indonesia sangat diharapkan.
“Uangnya besar, karena mengubah satu pulau menjadi energi hijau memerlukan dana besar, termasuk panel surya, motor listrik, hingga infrastruktur lainnya. Target dari pemerintah Bali adalah lima tahun,” katanya.
Kepala Divisi Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Kadek Mudarta, menyampaikan komitmen Pemprov Bali dalam mendukung mengingat proyek ini sejalan dengan target Bali nol emission 245.
“Kami mendukung karena ini sejalan dengan prioritas Bapak Gubernur terkait Bali mandiri energi berbasis energi bersih, Hari ini baru kick off, kita akan menunggu hasil kajiannya, baik dari sisi teknis, sosial, maupun ekonomi,” ujar Mudarta.
Ketika ditanya mengenai kondisi jalan Nusa Penida yang sempit dan berbukit, Mudarta menegaskan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari objek kajian.
“Nanti akan dilihat kendaraan dengan spesifikasi seperti apa yang cocok. Medannya menanjak, sempit, pasti perlu teknologi khusus,” katanya.
Sementara, mantan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, menyebut bahwa elektrifikasi transportasi di Nusa Penida sudah lama menjadi rencana aksi daerah, namun belum pernah ada pihak yang masuk secara serius.
“Baru Korea melalui INAKO yang benar-benar mau masuk dan memastikan bisnisnya bisa berjalan,” ujarnya.
Menurutnya, Nusa Penida memiliki banyak keunggulan untuk menjadi lokasi proyek percontohan elektrifikasi kendaraan.
“Nusa Penida itu kecil, mudah dikontrol, dan listriknya diproduksi khusus di sana. Kalau ke depan ingin diubah menjadi listrik berkelanjutan, sangat memungkinkan,” jelas Samsi.
Mengenai potensi investasi, ia menjelaskan bahwa kebutuhan dana masih dihitung dalam studi ini namun estimasinya mencapai ratusan miliar rupiah.
“Kemungkinan di angka Rp300–500 miliar termasuk ekosistemnya. Tapi ini nanti harus dibagi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,” terangnya.
Melalui kick off meeting ini, INAKO dan AISMOLI resmi memulai proses kajian lapangan, analisis teknis, konsultasi dengan pemangku kepentingan, serta penyusunan roadmap elektrifikasi Nusa Penida.
Hasil studi ditargetkan menjadi dasar penyusunan model investasi, pemilihan teknologi, hingga peta jalan implementasi menuju Nusa Penida Green Island. (*)
















