dr. Putu Eka Raditya Putri Mahardana
Demensia atau yang biasanya akrab dengan istilah kepikunan sudah seringkali sangat umum di masyarakat jaman sekarang. Keluhan mudah lupa hingga mampu menurunkan kemampuan intelektual seseorang ini seringkali dialami oleh para lansia.
Namun tahukah anda bahwa kepikunan merupakan suatu hal yang tidak normal terjadi pada orang tua?
Menurut sebuah jurnal saintis, Demensia merupakan sindrom terjadinya penurunan memori, berpikir, perilaku, dan kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari pada seseorang.
Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom), penurunan memori, orientasi, kesulitan dalam berkomunikasi dan mengambil keputusan sehingga mengakibatkan kegiatan sehari-harinya terganggu.
Walaupun kepikunan dapat terjadi secara alamiah pada usia lanjut atau 70-an dikarenakan beberapa sel otak yang berangsur – angsur mulai mati, juga karena berkurangnya daya elastis pembuluh darah.
Sel otak ini tidak mampu untuk beregenerasi kembali sehingga para lansia mengalami penurunan kemampuan intelektual. Namun banyak hal yang mendorong semakin cepatnya kerusakan sel-sel otak pada manusia.
Kerusakan sel-sel otak disebabkan oleh kombinasi faktor: penyakit, cedera, kekurangan oksigen, racun, infeksi, gangguan metabolik, gaya hidup, hingga genetik.
Walaupun tidak semua jenis demensia dapat dicegah, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa risiko dapat ditekan melalui gaya hidup sehat.
Aktivitas fisik rutin, konsumsi makanan bergizi, stimulasi mental, tidur yang cukup, kontrol penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol terbukti berpengaruh positif terhadap kesehatan otak.
Merawat lansia dengan demensia memang tidak mudah,hingga kini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan demensia sepenuhnya.
Namun, ada cara untuk memperlambat progresinya dan meningkatkan kualitas hidup, seperti melakukan pengobatan untuk mengelola gejala yang muncul, mengajak membaca, bermain puzzle atau teka-teki silang, jalan kaki di pagi hari, mendengarkan musik favorit, dan perlu adanya lingkungan dan keluarga yang pengertian dan memahami keterbatasan kemampuan yang dialami penderita demensia. (*)















