Balitopik.com, KLUNGKUNG – Tim dosen bersama mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Denpasar melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi gizi dan kesehatan kepada kelompok ibu ibu balita serta lansia penderita hipertensi.
Kegiatan ini diadakan di Dusun Seming, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, dengan melibatkan puluhan peserta dari dua Banjar yaitu Banjar Seming dan Serangen.
Program ini mengusung tema “Optimalisasi Kesehatan Keluarga melalui Konsumsi Pangan Lokal dan Perawatan Komplementer”. Fokus utama kegiatan pengabmas ini adalah pemanfaatan tempe sebagai pangan lokal kaya protein nabati yang mampu mendukung tumbuh kembang anak balita serta perawatan komplementer (akupresur) dalam membantu mengendalikan tekanan darah pada lansia.
Selain penyuluhan mengenai pentingnya datang ke Posyandu dan Konsumsi makanan bergizi, juga disampaikan manfaat tempe dan simulasi pengolahan menu sehat berbahan dasar tempe yang mudah diolah untuk balita maupun lansia. Edukasi ini disertai demonstrasi variasi resep bergizi seperti katsu tempe, nugget tempe, dan olahan tempe rendah garam untuk penderita hipertensi.
Tak hanya itu, tim pengabdian juga memperkenalkan perawatan komplementer berupa pemijatan (akupresur) pada titik titik tertentu dengan pijatan ringan yang bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah. Dengan metode partisipatif, lansia diajak langsung mempraktikkan teknik sederhana yang bisa dilakukan di rumah.
Ketua tim pengabdian, Dr. Badrut Tamam, S.TP, M.Biotech, menjelaskan bahwa pemilihan tempe sebagai bahan utama bukan tanpa alasan.
“Tempe adalah pangan lokal yang mudah diperoleh, murah, dan memiliki kandungan protein, isoflavon, serta serat yang baik untuk kesehatan. Edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran ibu balita dan lansia agar lebih memanfaatkan sumber daya pangan lokal dalam menjaga kesehatan keluarga,” ujarnya.
Para peserta menyambut kegiatan ini dengan antusias. Seorang kader Posyandu, Ibu Ayu Mas, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Saya jadi tahu kalau tempe bisa diolah macam-macam, bukan hanya digoreng. Tapi bisa diolah bermacam-macam seperti katsu tempe, nugget tempe, bola bola tempe dan lain-lain. Mudah-mudahan bisa dijadikan sebagai alternatif menu makanan tambahan bagi anak balita. Sangat bermanfaat,” katanya.
Para lansia yang hadir dilakukan pengecekan tekanan darah terlebih dahulu, kemudian dilakukan pemijatan akupresur. Hasilnya, banyak di antara para lansia yang memiliki tekanan darah tinggi mengalami penurunan tekanan darahnya setelah pemijatan.
Salah seorang pengabdi dan juga Ketua Jurusan Keperawatan I Made Sukarja, S.Kep Ners, M. Kep. Mengungkapkan bahwa dengan akupresur akan melancarkan aliran darah, mengurangi nyeri, dan mengurangi kecemasan, sehingga terjadi relaksasi dan pada akhirnya menurunkan tekanan darah.
Dengan adanya edukasi ini, diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya pangan lokal sebagai solusi kesehatan keluarga serta memanfaatkan perawatan komplementer untuk meningkatkan kualitas hidup, khususnya bagi kelompok rentan seperti balita dan lansia. (*)