Balitopik.com, JAKARTA – Dalam rangka memperingati Momentum Sumpah Pemuda, Lembaga Advokasi Bantuan Hukum (LABH) Bulan Bintang menyelenggarakan kegiatan seminar dan diskusi bertajuk “Pemuda dan Panggung Politik: Bukan Penonton Tetapi Pemain”. Kegiatan dilaksanakan pada Jumat, (24/10/2025) di Aula DPP Partai Bulan Bintang, Jl. KH. Guru Amin Km 18 No. 1b, Kalibata, Jakarta Selatan.
“Tema ini tentu bukan hanya sebatas slogan, melainkan menjadi panggilan untuk semua agar memberikan kontribusi bagi bangsa dan negera. Diskusi ini juga diharapkan menghasilkan buah-buah pemikiran yang progresif. Ini menjadi mementum konsolidasi berbagai partai politik untuk agenda-agenda strategis. Selamat Memperingati Hari Sumpah Pemuda!,” jelas Asriyadi Tanama, S.H. selaku Ketua LABH Bulan Bintang.
Adapun yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini yakni, Gugum Ridho Putra, S.H., M.H. (Ketua Umum Partai Bulan Bintang) dan Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P. (Staf Khusus Bidang Tata Negara, Menteri Pertahanan RI). Moderator adalah Dela Khoirunissa, S.H., M.H. (Aktivis dan Advokat Perempuan).
“Diskusi ini tentu membuka pemikiran anak muda tentang potensi yang dimiliki anak muda, apa yang bisa dikerjakan, serta bagaimana nasib anak muda ke depan. Anak muda sejatinya bisa membuat kebijakan untuk menentukan masa depannya. Kita ingin mendorong semua anak muda untuk berporses di partai. Anak muda harus berperan di NKRI,” ungkap Gugum Ridho Putra.
“Ada 4 alasan kenapa pemuda selalu menjadi objek pembicaraan. Yakni anak muda memiliki optimisme, antusiasme, determinasi, dan keberanian. Namun, muda bukan hanya tentang usia tetapi tentang apa yang dikerjakan. Muda adalah tentang karya dan kontribusi yang dikerjakan di saat muda, yang jauh melampau usianya. PBB tentu selalu mendorong dan memberikan kesempatan bagi anak muda untuk berkiprah di partai politik,” tambah Ketua Umum PBB tersebut.
“Di kampus kita mengenal istilah power to corrupt, namun jika tidak ada power apa yang akan terjadi? Kita tidak boleh alergi dengan kekuasaan. Kekuasaan adalah bagian daripada kehidupan yang membuat dunia ini bisa menjadi lebih baik atau malah menjadi lebih buruk. Pemuda tidak hanya menjadi tools of change namun menjadi agen of change,” terang Kris Wijoyo Soepandji.
Kris Wijoyo Soepandji yang juga adalah Dosen Universitas Indonesia tersebut menyampaikan bahwa bangsa Indonesia harus menjaga nilai-nilai kita yang sudah teruji dan terbukti. Indonesia sebagai sebuah bangsa mampu bertahan sampai sejauh ini karena nilai-nilai persatuan dan budaya yang kuat ditengah masyarakat. Dan Ia pun menerangkan bahwa pemuda harus aktif. Keaktifan pemuda adalah karena kecerdasan intelektualnya. Sebab, Intelektual adalah pilar dari pada tegaknya negara.
Acara didahului dengan membacakan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda dibacakan dengan hikmat oleh Rafly Rahman Sentani. Adapun tokoh yang hadir dalam diskusi dan seminar yakni Wakil Ketua Umum PBB, Dharma Rozali Azhar dan K.H. Syafrudin.
Diskusi dan Seminar ini dihadiri oleh berbagai perwakilan partai politik dan organisasi diantaranya : LBH Periondo, BBPBH Demokrat, DPP PAN, LBH Partai Kebangkitan Nasional, Voiced Law, BBHAR PDIP, LBH Hanura, PB PMII, Partai Golkar, SEMA PTKIN, dan Simpatisan. Total peserta yang hadir berjumlah 70 orang.
Lebih lanjut Ketum PBB, Gugum Ridho Saputra menambahkan, peristiwa Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah penting yang menandai peran signifkan para pemuda dalam menentukan perjalanan sejarah bangsa. Peran penting para pemuda tidak boleh berhenti pada masa lalu. Justru menjadi tantangan bagi para pemuda untuk semakin menunjukan peran saat ini dengan cara terlibat aktif dalam kancah politik. Sebab pemuda itu identik dengan semangat serta idealisme dan politik adalah jalan yang efektif untuk mewujudkannya.
“Tonggak perubahan ada di tangan pemuda. Jangan hanya diam memperhatikan namun pastikan sebagai pemuda kita menjadi bagian penting bahkan menjadi bagian dari pengambil keputusan. Sebagai pemuda jangan hanya nonton, ngetik, komentar, ngejulid dan protes. Berbuatlah lebih banyak untuk negeri. Terapkan 3S (scroll, swipe, suarakan). Buktikan dengan tindakan. Pemuda yang pasif menjadi progresif. Pemuda yang apatis menjadi optimis,” ungkap moderator menutup kegiatan Seminar dan Diskusi. (*)















