Balitopik.com, DENPASAR – Aiptu Putu EA membantah dugaan melakukan intimidasi terhadap jurnalis Radar Bali. Sebagaimana ramai di pemberitaan, Aiptu Putu EA bersama seorang lelaki bernama Dede disebut melakukan intimidasi kepada jurnalis Radar Bali Andre S saat sedang menjalankan tugas peliputan HUT Banyangkara ke-79 di Renon, Denpasar 1 Juli 2025 lalu.
Terkait dugaan itu, Aiptu Putu EA membantah. Ia mengaku berusaha melerai adu argumen antara dua jurnalis yaitu Jurnalis Radar Bali Andre S dan seorang lain yang mengaku sebagai pemilik sebuah media sekaligus wartawannya bernama Dede saat itu.
Menurut Aiptu Putu, kejadian tersebut terjadi secara spontan saat dirinya melintas di lokasi dan melihat kedua orang jurnalis tersebut terlibat adu mulut sambil saling merekam. Ia mengaku khawatir pertikaian itu akan berujung pada kekerasan fisik.
”Saya berharap media besar seperti Radar Bali tidak memuat berita yang menyimpang dari faktanya hanya karena sentimen pribadi antara salah satu oknum media, perlu saya garis bawahi bahwa pada saat itu tidak pernah saya melakukan intimidasi,” ujar Aiptu Putu kepada Radar Bali, Minggu malam (6/7/2025), melalui chat WhatsApp yang dikutip Bali Topik.
Ia mengaku kebetulan lewat dan mendapati kedua jurnalis saling adu argumen dengan sama-sama memvideokan satu sama lain. “Hingga mereka berencana akan naik ring untuk adu otot,” jelasnya.
Karena disana adalah ruang publik, maka Aiptu Putu berinisiatif untuk melerai mereka agar tidak mengganggu ketertiban umum serta terjadinya hal yang lebih fatal.
”Saya tanyakan ada apa ini? Saya sampaikan agar mereka secara dewasa dapat menyikapi permasalahan kalau dirasa ada yang tidak berkenan silahkan dilaporkan,” imbuhnya.
Setelah itu mereka matikan handphone. “Selanjutnya saya banyak menasehati mereka yang pada intinya jangan membuat keributan di tempat umum, hingga akhirnya mereka bubar dan salah satu oknum media Radar Bali saya juga menegur karena berboncengan tanpa menggunakan helm melewati gapura utama,” terangnya.
Yang mana, lanjut dia, bapak Kapolda dan Pju masih berada di lapangan. “Saya melakukan semua itu tidak ada kaitan apapun. Murni menegur keduanya karena tidak dilihat oleh masyarakat,” ungkapnya.
Namun, ia merasa itikad baik dirinya sudah diartikan lain. ”Sampai diterbitkan berita fitnah,” terangnya. (*)