Balitopik.com – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Made Muliawan Arya (De Gadjah) dan Putu Agus Suradnyana (PAS) atau paslon Mulia-PAS menunjukkan komitmennya terhadap penguatan lembaga-lembaga adat Bali dalam janji kampanyenya.
Berbeda dengan paslon Koster-Giri yang hanya merancang dana sebesar Rp350 juta untuk desa adat, Mulia-PAS menyiapkan anggaran yang jauh lebih besar, yakni mulai dari Rp600 juta untuk setiap desa adat di Bali.
Dalam rencana tersebut, Mulia-PAS akan mengalokasikan dana langsung sebesar Rp600 juta yang akan diberikan kepada desa adat tanpa intervensi dari lembaga manapun. Selain itu, mereka juga berjanji memberikan pendampingan dan perlindungan hukum untuk mencegah kesalahan administratif yang berpotensi menimbulkan masalah hukum bagi desa adat.
“Dana ini akan diupayakan melalui APBD dan APBN, memastikan ketersediaan dana yang lebih stabil dan terjamin untuk setiap desa adat di Bali,” ungkap Komandan Tim Pemenangan Mulia-PAS, I Kadek ‘Rambo’ Budi Prasteya, Jumat (22/11/2024).
Mulia-PAS juga akan meningkatkan bantuan keuangan kepada lembaga-lembaga tradisional lainnya, seperti Subak, dengan target pengembalian dana dari Rp10 juta menjadi minimal Rp50 juta. Program ini bertujuan untuk memperkuat sistem pertanian tradisional yang menjadi salah satu identitas budaya Bali.
Tak hanya itu, Mulia-PAS juga memiliki rencana untuk membantu manajemen dan tata kelola keuangan LPD (Lembaga Perkreditan Desa) dengan menyediakan aplikasi digital keuangan dan dana penyertaan pemerintah yang akan diputihkan, menjadikannya sepenuhnya milik desa adat.
Tak kalah penting, Mulia-PAS juga berkomitmen untuk memberikan perhatian kepada kesejahteraan Sulinggih dan Pemangku baik di Kahyangan Desa, Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, serta organisasi Sekaa Teruna Teruni (STT) dan Pecalang.
Dalam bidang seni, Mulia-PAS berencana memberikan bantuan rutin kepada sekeha seni dan menyediakan ruang pementasan seni. Hal ini bertujuan untuk menggali dan melahirkan talenta-talenta muda Bali dalam dunia seni.
“Ini merupakan komitmen Mulia-PAS untuk keberlanjutan budaya Bali, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun spiritual, melalui penguatan desa adat dan lembaga-lembaga tradisional lainnya,” pungkasnya. (*)