Balitopik.com – Team PSE Keuskupan Denpasar melakukan Audiensi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali di kantor BPBD Provinsi Bali, pada Jumat (10/4/2025).
Pertemuan ini bertujuan untuk membangun sinergi antara lembaga keagamaan dan instansi pemerintah dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam kesempatan tersebut, Delegasi Keuskupan Denpasar yang hadir 5 orang, yakni RD. Venus, J. Kustati, Handoko, Effita, Yoni Uskono dan Cinly Yudia.
Kedatangan Team PSE keuskupan Denpasar tersebut diterima baik oleh BPBD Provinsi Bali, yang dalam hal ini diwakili oleh, Ida Bagus Gede Widnyana Putra selaku Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Bali beserta jajaran.
Dalam kesempatan tersebut Romo Venus biasa disapa demikian, menyampaikan bahwa Keuskupan Denpasar dalam hal ini Caritas PSE, akan melakukan Program Paroki Tangguh Berencana dalam 2 tahun ini (2025-2026). Tentu hal ini membutuhkan dukungan dari pemerintah dalam hal ini BPBD Provinsi Bali.
“Program Paroki Tangguh berencana atau THRIVE (Transforming Humanitarian Response and Increasing Village Endurance) ini bertujuan peningkatan kapasitas relawan kebencanaan, edukasi kebencanaan berbasis solidaritas, serta kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana di wilayah Bali yang rawan gempa bumi, erupsi gunung api, dan bencana hidrometeorologi” ujar Romo Venus.
Sementara Ida Bagus Gede Widnyana Putra selaku Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Bali menyambut baik inisiatif Caritas Keuskupan Denpasar dan menyampaikan pentingnya peran tokoh agama dan komunitas keagamaan dalam membangun budaya tanggap bencana di masyarakat.
“Terima kasih sudah membantu, karena sebenarnya ini adalah Tupoksi kami. Tentu kami sangat mengapresiasi program Tangguh Bencana ini, karena tempat ibadah dalam ini Gereja menjadi salah satu objek yang perlu ditangguhkan” ungkap Gede Widnyana.
Dalam kesempatan terakhir Keuskupan Denpasar mengharapkan agar BPBD Provinsi Bali kedepannya bisa menjalin koordinasi yang lebih intensif serta dapat mendukung rencana program pelatihan yang akan dilakukan oleh Keuskupan bagi relawan dalam beberapa bulan kedepan. (Cny)