Balitopik.com – Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar digadang-gadang akan menjadi destinasi wisata baru di Bali. Pasalnya Desa ini memiliki benda-benda peninggalan sejarah yang ditempatkan di beberapa Pura.
Diantaranya situs utama yakni Pura Puseh Ganggangan Canggi, Pura Hyang Tibha dan Pura Wasan. Ketiganya ditengarai ada sejak jaman Bali kuno.
Kepala Desa Batuan Kaler, I Wayan Suarma menjelaskan situs yang berada di Pura Puseh Ganggangan Canggi dan Pura Hyang Tibha yakni dari abad ke 13 sampai 14 Masehi.
Perkiraan ini didasarkan atas perbandingan data-data arkeologis di kedua titik tersebut berupa perbandingan dua gapura antara pura Puseh Ganggangan Canggi dengan gapura di sekitarnya yang masih berada pada satu wilayah yang sama dengan Gapura di Pura Hyang Tibha.
Juga terdapat pura Wasan yang pernah dilakukan penelitian pada tahun 1992, berdasarkan perbandingan tinggalan arkeologis yang ada, terutama jika dilihat dari bentuk langgamnya, arca yang terdapat pada pura Wasan tergolong berasal dari periode Bali pertengahan atau sekitar abad XIII-XIV Masehi.
Selain itu terdapat beberapa situs lain yang tersebar di Desa Batuan Kaler. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Hyang. Seperti Hyang Adeg, Hyang Bencana, Hyang Ibu, Hyang Naga, Hyang Ngoni dan Hyang Soka.
Atas kekayaan sejarah tersebut, I Wayan Suarma ingin menjadikan Desa Batuan Kaler sebagai Desa Wisata Arkeologis. Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan fasilitas pendukung seperti jalan, penginapan, kuliner dan kebersihan Desa.
“Di sini kami belum mengarah kepada promosi, karena kami sedang mempersiapkan untuk infrastrukturnya agar lebih siap dengan manajemennya, karena kami tidak mau nanti kami kebablasan disaat nanti kami sudah berpromosi melalui media dan sebagainya, tetapi justru kami yang belum siap,” ujar Wayan Suarma, kepada balitopik.com, Jumat, (26/4/2024).
“Untuk sekarang, kami memilih untuk sabar-sabar dulu untuk mempersiapkan barangkali satu atau dua tahun untuk mempersiapkan. Kesiapan yang kami maksud dalam artian infrastruktur harus sudah lengkap, dan kulinernya dipersiapkan juga,” sambungnya.
Katanya, memang saat ini beberapa wisatawan sudah mengunjungi Desa Batuan Kaler dan mendapat pengakuan positif dari wisatawan-wisatawan itu.
Hal itu menjadi potensi Desa Batuan Kaler menjadi Desa Wisata Arkeologis yang mendunia. Didukung dengan SDM dan semangat membangun Desa dari masyarakat setempat.
Jadi, kata dia, apabila infrastrukturnya sudah memadai, pihaknya akan mengajukan permohonan status Desa Batuan Kaler menjadi Desa Wisata Arkeologis.
“Yang pertama kami sedang membuat rencana untuk memperbaiki infrastrukturnya, setelah rangkum nanti kami akan melakukan promosi, setelah itu baru pengelolaan. Kami masih dalam tahap proses menuju itu,” tandasnya. ***
Aksi Peduli Korban Erupsi Gunung Lewotobi, Himpun Dana Rp25 Juta
Balitopik.com – Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Bali Peduli Bencana Lewotobi NTT sukses mengumpulkan dana sebesar Rp 25.522.300. Penggalangan dana itu...
Read more