Balitopik.com – Sejak terbentuk pada 12 Maret 2016 Komunitas Perempuan Flobamora Dewata Sang Dewi menjadi organisasi yang eksis dalam urusan sosial kemanusiaan terutama terkait urusan perempuan dan anak.
Sejak 8 tahun perjalanannya itu, Komunitas Perempuan Flobamora Sang Dewi diketuai oleh A.A Ayu Putu Priniti, seorang perempuan asli Puri Agung Negara, Bali. Ibu Gek sapaan akrab Ayu Putu Priniti merupakan istri dari mantan Ketua Umum Flobamora Bali, Yosep Yulius Diaz.
Berhubung Bu Gek sudah terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Denpasar periode 2024-2029, maka tongkat estafet kepemimpinan harus dialihkan. Dia berharap pengurus baru Komunitas Perempuan Flobamora Dewata Sang Dewi dapat melakukan hal-hal yang lebih baik dari sebelumnya.
“Sudah saatnya kita meregenerasi kepengurusan, organisasi ini harus terus berjalan sesuai semangat awal dibentuknya komunitas ini,” ujar Bu Gek.
Diketahui ketua Komunitas Perempuan Flobamora Dewata Sang Dewi periode 2024-2027 adalah Fransiska Fila Hidayana.
Fransiska Fila Hidayana bersama 56 pengurusnya dilantik oleh Ketua Umum Flobamora Bali Periode 2023-2026 Herman Umbu Billy di Sekretariat Komunitas Perempuan Flobamora Sang Dewi, Jalan Tukad Musi I/5 Renon, Denpasar, Kamis (14/3/2024) malam.
Umbu Billy meyakini pembaharuan pengurus Komunitas Perempuan Flobamora Dewata Sang Dewi periode 2024-2027 akan menambah kekuatan dalam tubuh Flobamora Bali. Mengingat Komunitas Perempuan Flobamora Dewata Sang Dewi berada di bawah naungan Flobamora Bali.
“Ini adalah kekuatan yang luar biasa untuk Flobamora Bali karena anggota dari komunitas ini adalah perempuan-perempuan hebat yang ada di unit-unit Flobamora Bali,” kata Umbu Billy.
Sementara Fransiska Fila Hidayana mengatakan sebagai ketua ia dan pengurusnya membutuhkan dampingan dan bimbingan dari pada pendahulunya untuk menjalankan roda organisasi.
Fransiska juga berharap pengurus-pengurusnya dapat mengilhami sumpah jabatan dan janji setia sebagai pengurus. Menurut dia, tiga tahun perjalanan Komunitas Perempuan Flobamora Dewata Sang Dewi ke depan sangat membutuhkan soliditas, solidaritas dan rasa memiliki organisasi dari para pengurus.
“Dari lubuk hati yang paling dalam saya memohon dampingan dari para pembina dan penasihat agar kami bisa menjalankan organisasi ini sesuai yang diharapkan bersama. Saya juga berharap teman-teman pengurus, kita bisa solid, bekerja sama dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial ke depannya,” tutup Fransiska. ***
Kena Getah Skandal STIKOM Bandung, ITB STIKOM Bali Angkat Bicara
Balitopik.com - ITB STIKOM Bali angkat bicara karena dikait-kaitkan dengan bobroknya STIKOM Bandung yang melakukan maladministrasi dalam proses kelulusan periode...
Read moreDetails