Balitopik.com – Gubernur Bali Wayan Koster menilai fenomena bunuh diri atau ulah pati di Jembatan Tukad Bangkung, Badung perlu juga dilihat dari dua sisi. Selain dari sisi sekala, ia menduga ada unsur niskala yang perlu diperhatikan.
Karena menjadi ranah pemerintah Kabupaten Badung, Gubernur Koster berencana akan bertemu dengan Bupati Badung untuk membahas fenomena ulah pati atau bunuh diri di Jembatan Tukad Bangkung tersebut. Hal yang akan dibahas adalah mengenai unsur sekala sekaligus niskala.
Rencana CCTV di Jembatan Tukad Bangkung akan Dipantau Polisi dan Desa Adat
“Saya akan berbicara dengan Pak Bupati Badung, bicara dari dua sisi, pertama sekala dan kedua niskala. Niskalanya dulu apakah waktu jembatan itu selesai dibangun apakah sudah dilakukan upakara melaspas,” kata Koster di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Minggu (6/4/2025).
Mengingat, lanjutnya, Jembatan Tukad Bangkung sangat dalam dan ditumbuhi banyak pohon maka dalam keyakinan Bali mungkin ada kehidupan tak kasat mata di sana yang belum diperlakukan secara baik.
Apalagi pada saat pembuatan Jembatan Tukad Bangkung ada penggusuran yang menurutnya membuat kehidupan tak kasat mata itu merasa terganggu. Sehingga perlu untuk dilakukan upacara tertentu sesuai keyakinan Hindu Bali.
Bupati Badung Bantah CCTV di Jembatan Tukad Bangkung Seharga Rp34 Miliar
“Apakah kehidupan (tak kasat mata) sudah diberi perlakuan yang baik. Karena dia makhluk yang tak kelihatan tergusur dari situ saat pembuatan apakah sudah dibuatkan pelinggih dan lain sebagainya,” sambungnya.
Sementara secara sekalanya, akan dibicarakan apakah akan dipasang jaring atau pembatas yang lebih tinggi sehingga orang sulit melakukan aksi bunuh diri.
“Yang kedua secara sekala, apakah akan dibuatkan pagar lebih tinggi, ataupun bagaimana caranya agar orang tidak mudah lompat dari jembatan itu untuk bunuh diri,” tandasnya. (*)