Balitopik.com, DENPASAR – Sebagai destinasi wisata dunia, Bali memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir bandang, hingga tanah longsor. Faktor geologi, letak geografis, serta dampak perubahan iklim global memperbesar risiko tersebut. Namun, kesiapsiagaan masyarakat dinilai masih kurang akibat minimnya sosialisasi, latihan, dan akses informasi yang mudah dipahami.
Menjawab tantangan itu, Jawa Pos TV Bali bekerja sama dengan BMKG Wilayah III Denpasar menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Jurnalis Peliputan Bencana, Sabtu (4/10/2025) di Denpasar.
Ketua Panitia sekaligus Pemimpin Redaksi Jawa Pos TV Bali dan radarbali.id, M. Ridwan, menegaskan pentingnya jurnalis memahami teknik, keterampilan, dan etika peliputan bencana.
“Wartawan kerap menghadapi keterbatasan data valid hingga tekanan membuat berita sensasional. Melalui pelatihan ini, kami ingin media benar-benar menjadi garda terdepan dalam kesiapsiagaan bencana di Bali,” ujarnya.
Materi pelatihan meliputi Pemahaman Bencana: karakteristik gempa, tsunami, banjir, dan longsor di Bali.
Keterampilan Peliputan: teknik pengolahan data, wawancara, hingga produksi konten multimedia.
Etika Jurnalisme Bencana: menghindari sensasionalisme serta menjaga empati pada korban.
Jaringan Kolaborasi: memperkuat komunikasi media dengan BMKG, BPBD, Basarnas, akademisi, dan NGO.
Direktur Jawa Pos TV Bali, Ibnu Yunianto, menambahkan, jurnalisme bencana tidak boleh sebatas menyampaikan fakta.
“Kami mendorong Jurnalisme Solutif, di mana wartawan tidak hanya menyoroti dampak, tetapi juga menyajikan informasi mitigasi, kesiapsiagaan, hingga rekonstruksi pascabencana. Ini yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho. Menurutnya, media adalah saluran utama penyampaian informasi bencana. “Bagi BMKG, jurnalis adalah ujung pena. Informasi yang mereka sampaikan menentukan langkah masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana,” katanya.
Cahyo menambahkan, Bali berada di jalur rawan gempa megathrust selatan dan patahan utara. Peristiwa banjir bandang 10 September 2025 lalu menjadi pengingat pentingnya jurnalisme yang edukatif sekaligus menenangkan publik.
Pelatihan ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain:
- Made Rentin (Kadis Lingkungan Hidup Bali, mantan Kalaksa BPBD Bali)
- Kadek Setiya Wati (BMKG Wilayah III Denpasar)
- Aminuddin Al Roniri, SP., M.Si. (Stasiun Klimatologi Bali)
- Putu Eka Tulistiawan (Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Bali)
- Ni Luh Desi Purnami, S.Tr. (Stasiun Geofisika Denpasar)
Melalui kegiatan ini, Jawa Pos TV Bali dan BMKG berharap para jurnalis di Bali mampu menjadi agen literasi kebencanaan sekaligus mitra strategis dalam membangun kesiapsiagaan publik. (*)

















