Balitopik.com – Review Pantai Kura Kura Bali di Goole Maps dibanjiri bintang satu. Para pemberi review tidak terima nama Pantai Serangan diganti jadi Pantai Kura Kura Bali. Mereka kecam dan memberi bintang satu.
“Pantai Kura Kura Bali atau Pantai Serangan?” tulis Budi Setyana. “Mana Pantai Serangan?” tanya Ketut Santiana. “Pantai Serangan, bukan Pantai Kura Kura,” ujar Gde Adi. “Jangankan tanah, laut saja sudah bersertifikat untuk dijual,” sambung Agus Wardana.
Warga lainnya menyayangkan privatisasi pantai yang diberlakukan oleh pihak investor di Pulau Serangan, yaitu PT Bali Turtle Island Development (BTID). Tampaknya warga rindu mengunjungi laut indah di pulau itu.
“Kasihan melihat warga lokalnya tidak bisa akses ke pantai di wilayahnya,” ujar Arya Candra Wijaya. “Dulu ini Pantai Serangan namanya dan bisa diakses publik. Setelah ada investor jadi area terlarang bagi publik yang tidak berduit,” komentar Dion HMB
Perubahan identitas dari Pantai Serangan menjadi Pantai Kura Kura ini telah mendapat atensi DPR RI. Anggota DPR RI I Nyoman Parta mengatakan di dalam Amdal menggunakan nama Serangan, maka tidak seharusnya nama Pantai Serangan diganti menjadi Pantai Kura Kura.
Sebab, mengganti nama menjadi Pantai Kura Kura memberi peluang besar bagi PT BTID mengisolasi pantai yang seharusnya menjadi akses publik. Dan faktanya begitu, pantai di Pulau Serangan kini tidak bisa lagi diakses publik, sudah diprivatisasi oleh PT BTID.
Parta meminta pihak PT BTID tidak menjadikan pantai di Pulau Serangan itu milik pribadi, harus dibuka untuk umum.
“Apakah dengan status sebagai kawasan khusus, pantai bisa diubah menjadi wilayah privat? Jika benar demikian, ini jelas menyalahi peraturan perundang-undangan,” ujar Parta di Denpasar, Minggu (26/1/2025).
“Apapun alasannya, pantai harus tetap menjadi wilayah publik. Akses ke pantai tidak boleh dibatasi, baik untuk masyarakat setempat maupun masyarakat umum. Tidak boleh sampai kapan pun pantai menjadi milik korporasi,” tegasnya. (*)