Balitopik.com – UNEP sebagai anggota Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa bertujuan untuk membantu dunia memenuhi 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dalam menanggapi permasalahan lingkungan hidup.
Dengan TLGF-nya, Tropical Landscape Granting Funding, sebuah fasilitas keuangan campuran yang didukung pemerintah Indonesia yang berfokus pada pertanian berkelanjutan dan isu lingkungan hidup di Indonesia telah menominasikan Proyek Revitalisasi Kopi Kintamani yang dilakukan oleh Coop Coffee sejak Oktober 2023 lalu.
Hari ini, Kamis (30/5) Showcase Project ‘Kintamani Revival’ diungkap melalui A Forum: Ideas to Action yang melibatkan semangat pemuda dan inklusivitas di Tsinghua Southeast Asia Center, Kura Kura Bali, Bali, Indonesia.
Proyek Kebangkitan Kintamani dimulai pada awal tahun 2022 selama pandemi sebagai model keberhasilan proyek pembiayaan campuran setelah serangkaian Proyek Revitalisasi Kopi Kintamani dari tahun 2016 yang berfokus pada akses keuangan bagi petani kopi sebagai anggota koperasi pada tahun 2016. bisnis kopi rantai pasok panjang dalam zona terbatas Sertifikasi Indikasi Geografis (GI) yang diprakarsai oleh Institut Penelitian Pertanian Perancis, CIRAD.
“Prinsip utama dana TLGF dalam mendukung Proyek Kebangkitan Kintamani adalah sebagai menampilkan model pembiayaan campuran (blended financing) pada koperasi perdagangan kopi berbasis untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kalangan petani kecil sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial dan menjaga kualitas dan daya dukung lingkungan dengan fokus pada peningkatan investasi ramah lingkungan, pengelolaan aset dan infrastruktur berkelanjutan, memastikan peralihan yang adil dan terjangkau, serta memberdayakan sumber daya manusia,” kata Riska, Supervisor TLGF.
Kintamani Revival Project yang dilakukan oleh Coop Coffee sendiri bertujuan untuk mempertahankan arah pencapaian tujuan pembangunan jangka panjang pada Coffee Contract Farming dan mempercepat implementasi program Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim yang telah diintegrasikan ke dalam Pembangunan Menengah Nasional 2020-2024.
Jangka Waktu Program Pembangunan (RPJMN). Indonesia mengedepankan keberlanjutan dan sinergi sebagai gagasan utama dalam program pembangunannya yang akan membantu menciptakan peluang besar untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Target Emisi Nol Bersih pada tahun 2060 (atau lebih awal), dan “Hidup Harmoni dengan Alam” sasaran pada tahun 2050.
Proyek Kebangkitan Kintamani sejak tahun 2022 membuktikan bahwa transisi menuju ekonomi hijau dapat memberikan berbagai manfaat bagi Kintamani dan Bali, antara lain kemungkinan pertumbuhan pendapatan petani rata-rata sebesar 120% per tahun hingga tahun 2030, pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 11,68 MT. setiap tahunnya, pendapatan kotor untuk pasar ekspor biji kopi hijau sebesar USD 124.103.226 pada tahun 2028.
Selain itu, Proyek Kebangkitan Kintamani juga dapat menciptakan lapangan kerja tambahan di sektor pekerjaan ramah lingkungan pada tahun 2030, yang tersebar di masyarakat untuk sektor energi, air, pengolahan kopi, restorasi lahan, dan pengelolaan limbah.
Di sektor lingkungan hidup, keanekaragaman hayati juga dapat diselamatkan dengan mengurangi polusi tanah, udara dan air pada tahun 2030, sementara pemulihan jasa ekosistem dapat bermanfaat pada tahun 2030. Di bidang lain, 23.485 hektar kawasan lindung kopi GI dapat dipulihkan, dan tambahan 11.304 hektar pohon kopi dapat muncul, peningkatan penanaman kembali menjadi 17 juta pohon kopi dapat dilakukan, dan iklim perekonomian dapat menjadi lebih berketahanan, semuanya pada tahun 2045.
Proyek Kebangkitan Kintamani setidaknya terdiri dari 5 tujuan SDGs yang mencakup tiga pilar keberlanjutan, yaitu aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Proyek KPI memberikan pengukuran nyata dan perwujudan efektivitas Kintamani dalam mencapai transformasi ekonomi berkelanjutan dan rendah karbon dengan menggunakan metodologi yang akurat.
Untuk itu, kenaikan laju indeks secara terus menerus tentunya akan dilakukan dengan memperhatikan perkembangan terkini. Kedepannya, Coop Coffee melanjutkan Blended Financing Scheme dengan banyak donatur dan lembaga keuangan untuk seluruh kopi GI di Indonesia untuk membantu total 5 juta petani kopi di seluruh Indonesia berbasis koperasi sebagai target pengembangan dalam jangka menengah ke depan. -rencana pembangunan jangka panjang.
Pengungkapan TLGF Kintamani Revival Project hari ini merupakan bukti komitmen bahu membahu para pemangku kepentingan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara produsen kopi yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan.
“Sebagai model uji coba B20, Coop Coffee telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam mengimplementasikan proyek kopi Pembangunan Rendah Karbon ke dalam upaya pemulihan ekonomi hijau, memberikan contoh luar biasa sejalan dengan tema Kepresidenan G20 2022: ‘Pulihkan Bersama, Pulihkan Lebih Kuat,” kata Coop Coffee.
Kepala Biro Komunikasi dan Teknologi Informasi Kementerian Koperasi & UKM RI, Budi Mustopo. TLGF Reveal, Ideas to Action diselenggarakan oleh Coop Coffee & UNEP sebagai awal dari rangkaian aksi hingga akhir tahun 2025.
“Saya yakin acara hari ini dapat menjadi ajang penting untuk berbagi ide, pengalaman, dan pengetahuan untuk mentransformasikan bisnis kopi menuju green economy khususnya terkait dengan pemberdayaan generasi muda dan disabilitas sebagai target tujuan SDGs yang sangat dibutuhkan. terutama di masa pemulihan pasca Covid-19,” jelas CEO PT Koop Kopi Indonesia, Reza Fabianus. (*)