Jelang Pilkada OKP Bali Usulkan Kriteria Pemimpin yang Jaga 3 Unsur Utama

Balitopik.com – Festival Sastra Saraswati Sewana 2024 dengan tema  ‘Niti Raja Sasana, Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri’ yang diselenggarakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud Bali menghadirkan Organisasi Kepemudaan (OKP) Bali membahas tentang konsep kepemimpinan Bali yang ideal.

Sebut saja Ketua DPP Peradah Bali, Putu Eka Mahardika, Ketua DP KMHDI Bali, I Putu Dika Adi Suantara, Ketua Persadha Nusantara Bali, Ketut Soe Tanju, Ketua Manggala Yowana Bali Kabupaten Gianyar, Pande Made Widia dan Ketua Umum PP APBH, Gde Wikan Pradnya Dana.

Ketua DPP Peradah Bali, Putu Eka Mahardika mengatakan pemimpin Bali harus mampu menjaga 3 unsur utama yang dimiliki Bali, yaitu manusia, alam dan budaya. 

“Seorang pemimpin memang benar-benar mendalami ajaran-ajaran tetuanya. Untuk melahirkan pemimpin yang baik untuk saat ini memang harus memiliki kriteria yang peduli terkait dengan pengembangan SDM, menjaga dan melestarikan budaya, paham lingkungan bagaimana mengelola lingkungan bukan menjual apa yang ada dimiliki Bali ini,” ucapnya, Minggu (21/7/2024).

Sementara itu, Ketua Manggala Yowana kabupaten Gianyar Pande Made Widia mengatakan Bali krisis pemimpin yang mampu menjaga adat.

“Khususnya di Bali, sekarang kan kita krisis pemimpin yang menjaga adat Bali ya. Kalau kita sebagai masyarakat ya cukup melanjutkan saja menjaga adat budaya tradisi Bali. Maka dari itu kita memang perlu pemimpin yang menjaga adat tradisi Bali yang tau bagaimana karakteristik masyarakat Bali dalam menjaga budayanya,” kata Made Widia.

Para Ketua OKP Bali itu bersepakat akan membuat ruang untuk menghadirkan para kandidat untuk menguji visi misi sekaligus memberikan masukan tentang konsep kepemimpinan Bali.

“Sudah ada rencana kita untuk melakukan dialog dan diskusi seperti itu dan kita bisa melihat siapa pemimpin-pemimpin atau calon-calon pemimpin Bali ini yang mau dan siap berdiskusi. Terkadang banyak orang yang merasa sudah ada di atas angin tidak mau membuka dialog dan tidak mau berdiskusi lagi secara adat,” tambah Ketua Persadha Nusantara Bali, Ketut Soe Tanju. (*)