Balitopik.com – Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih mengomentari wacana pemberian insentif bagi pemilik nama Nyoman dan Ketut atau anak ketiga dan keempat di Bali.
Menurutnya wacana itu baik adanya. Namun yang terpenting adalah kualitas hidup setelahnya. Perlu perencanaan matang dari keluarga agar anak-anak mendapat kehidupan dan pendidikan yang layak nantinya.
“Berapapun anak yang dimiliki oleh keluarga yang terpenting adalah perencanaan yang matang agar nantinya hak-hak anak dapat terpenuhi.”
“Kami tidak ada lagi mengisyaratkan dua anak laki-perempuan sama saja. Itu tidak ada lagi itu yang penting keluarga harus berkualitas,” ujarnya saat diwawancarai awak media di Kantor Gubernur Bali, Jumat (7/3/2025).
Untuk mendukung itu, pihaknya sedang menggencarkan program edukasi bagi calon pengantin, salah satunya dengan mendorong adat dalam pembuatan aturan adat seperti awig-awig dan pararem. Tujuannya agar calon pengantin siap seutuhnya.
“Sehingga nanti calon pengantin siap fisik, mental, sosial, spiritual sebelum menikah,” sambungnya,” tandasnya.
Diketahui, sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster mendorong agar masyarakat Bali menerapkan KB empat anak. Menurutnya, hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya Bali serta meningkatkan pertumbuhan penduduk di pulau dewata ini. (*)