Balitopik.com – Insiden kebakaran yang melahap Gedung Global Development Learning Network (GDLN) Universitas Udayana pada Selasa (16/7) lalu membuat gedung penting kampus tersebut menjadi tidak berbetuk.
Menurut laporan yang dikutip dari beberapa sumber terpercaya, kebakaran diduga dipicu oleh korsleting listrik yang terjadi di gedung tersebut.
Dalam menghadapi kejadian yang mengejutkan ini, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kesehatan Denpasar mengajukan usulan yakni perlunya diadakannya simulasi tanggap bencana.
Usulan ini tidak hanya mencakup rencana untuk melakukan simulasi tanggap bencana terkait kebakaran dan gempa bumi, tetapi juga memasukkan petunjuk evakuasi dalam situasi darurat sebagai bagian dari Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) baik di tingkat universitas maupun fakultas.
R.Bg. Angelo Basario Marhaenis, Kader Pelopor GMNI, menegaskan urgensi usulannya, “Simulasi tanggap bencana sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa, pegawai, dan civitas akademika Universitas khususnya Udayana dalam menghadapi situasi darurat seperti kebakaran. Hal ini sejalan dengan tujuan kami untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan keselamatan kerja (K3) dan pemahaman akan hukum serta kesiapsiagaan sosial di lingkungan kampus,” ucapnya, Jumat (19/7/2024).
Lebih lanjut, GMNI Kesehatan Denpasar berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi formalitas semata, tetapi berkelanjutan dengan kolaborasi bersama Pemerintah Kota Denpasar, Pemerintah Kota Badung, serta instansi terkait seperti Pemadam Kebakaran, Branwir, PMK, BPBD, dan dinas kesehatan.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh komponen kampus dapat merespons dengan cepat dan terkoordinasi dalam menghadapi bencana.
Refleksi penting bagi universitas dan lembaga terkait untuk memperkuat sistem keamanan dan kesiapsiagaan mereka.
Dengan adanya usulan ini, diharapkan bahwa Universitas Udayana dapat menjadi lebih tangguh dan responsif dalam menghadapi tantangan bencana di masa mendatang.
“Sikap siap dan tanggap dalam menghadapi bencana adalah pondasi yang tidak dapat ditawar-tawar dalam menjaga keselamatan. Semua pihak, terutama di lingkungan akademis, perlu berperan aktif untuk melindungi nyawa dan harta benda,” tambah Mahasiswa FK Prodi Psikologi Udayana itu.
Menurutnya simulasi tanggap bencana bukan hanya sekadar kegiatan formalitas, tetapi merupakan investasi untuk keselamatan dan kesiapsiagaan yang lebih baik bagi seluruh warga kampus.
“GMNI Kesehatan Denpasar menekankan bahwa melalui langkah proaktif ini, diharapkan akan tercipta lingkungan belajar yang lebih aman dan siap menghadapi berbagai potensi risiko,” tandas pengurus Pemuda Katolik Bali tersebut. (*)
Dewa Siwa Dibikin ‘Jedag Jedug’ ATLAS Beach Club Harus Minta Maaf
Balitopik.com - Manajemen Atlas Beach Club Bali dituntut meminta maaf kepada publik terutama kepada Umat Hindu di Bali lantaran dinilai...
Read moreDetails